Begini Derita Ratusan Anak-anak Indonesia eks ISIS, Terkatung-katung Tanpa Arah di Negeri 'Antah Berantah'
"Saya kira, apa salahnya pemerintah Indonesia mulai sekarang, tapi jangan hanya bicara, buka komunikasi dengan Kurdi yang menguasai kamp-kamp itu (untuk mendata anak-anak di sana)," tambahnya.
Sidney mengatakan akan lebih bahaya jika anak-anak itu tinggal di Suriah karena mereka berpotensi menjadi generasi kedua Mujahid ISIS. Soalnya, sangat mungkin mereka bakal berkolaborasi dengan anak-anak teroris dari negara lain di kamp itu untuk melakukan gerakan terorisme di masa depan.
Presiden Jokowi mengatakan pemerintah tidak berencana untuk memulangkan lebih dari 600 orang di kamp-kamps Suriah, yang dia sebut sebagai `ISIS eks WNI`. Namun, ada peluang untuk repatriasi anak.
Khairul Ghazali, mantan pelaku terorisme yang kini mengasuh sebuah pondok pesantren untuk mederadikalisasi anak-anak teroris di Medan, Sumatera Utara, mengatakan anak-anak yang dibawa orang tuanya untuk ke Suriah adalah korban. Jika mereka tidak dikembalikan ke Indonesia, hal itu bisa sangat berbahaya.
"Korban itu bukan hanya yang kena serpihan bom, tapi anak-anak pelaku teroris. Mereka korban ideologi yang salah dan sesat dari orang tuanya," ujarnya.
"Kalau enggak dikembalikan malah lebih bahaya, mereka akan gabung dengan tokoh-tokoh teroris internasional. Mereka akan lebih ISIS daripada ISIS itu sendiri. Bahayanya lebih besar dari manfaatnya," tandasnya. ***