Menu

Bela Kepala BPIP Soal Agama Musuh Pancasila, Ngabalin Sebut Muhammadiyah, NU, MUI Tak Lakukan Tabayyun

Muhammad Iqbal 19 Feb 2020, 10:25
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin

RIAU24.COM - Pernyataan Ketua Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi yang menyebut agama musuh terbesar Pancasila menjadi pembahasan di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One.

Dilansir dari Suara.com, Rabu, 19 Februari 2020, dalam acara yang berlangsung, Selasa, 18 Februari 2020 malam tadi, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin pun membela Yudian dan mengatakan jika baik Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak melakukan tabayyun.

Kata dia, organisasi Islam tersebut tidak cek and ricek terhadap kabar yang beredar terkait ucapan Kepala BPIP tersebut.

zxc1

"Kalau anda bertanya apakah Muhammadiyah, NU, dan Majelis Ulama salah. Saya hanya mau mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tabayyun. Apa itu tabayyun? Cek and ricek," ujar Ali Ngabalin.

"Kalau ada satu masalah yang Anda dengar menurut perintah agama, kita paham agama, mengerti tauhid, paham tentang syariah, kenapa tabayyun itu tidak dilakukan dalam perintah Al Quran," katanya lagi.

Presiden ILC yang juga pembawa acara, Karni Ilyas menanggapi pernyataan Ngabalin tersebut. "Salah dong kalau begitu? NU, Muhammadiyah, sama MUI salah dong kalau gitu?"
zxc2

"Karena itu saya bilang Bang Karni, dalam posisi inilah maka sebagai orang yang mengerti tentang agama, Yudian ini kan saudara kita, kawan kita, orang yang diamanahkan oleh Presiden untuk memimpin lembaga yang legacy Presiden Joko Widodo setelah reformasi centang perenang Pancasila ini," jawab Ngabalin.

Ngabalin juga dengan tegas mengatakan jika ucapan Yudian tidak salah. Karena, kata dia lagi, pemahaman agama yang sempit adalah musuh terbesar Pancasila.

"Karena itu saya tidak ragu, statement Yudian itu saya 'Thala‘a al-badru ‘alayn'. Apa yang mau saya katakan jelas, konkrit pemahaman agama yang sempit itu adalah musuh terbesar bagi Pancasila," katanya lagi.