RIAU24.COM - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine menemukan hubungan antara pola makan yang rendah gizi dan peningkatan risiko kanker. Para peneliti dari Inggris melakukan pelabelan nutrisi yang dikenal dengan Nutri-Score dan ini telah digunakan sejak 2007.
Pelabelan tersebut digunakan untuk mengevaluasi diet pada lebih dari 470.000 orang dewasa. Setelah mengoreksi faktor-faktor lain seperti kebiasaan olahraga dan merokok, tim peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang punya pola diet kurang baik memiliki risiko tertinggi kanker perut, kolorektal, saluran pernapasan, kanker hati, kanker paru-paru (untuk pria), dan kanker payudara (untuk wanita).
Baca Juga: Sempat Jeblok saat Pandemi COVID-19, Angka Harapan Hidup AS Naik Lagi
Adapun makanan yang disebutkan dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker. Berikut beberapa di antaranya:
1. Makanan fermentasi
Makanan fermentasi sedang naik daun belakangan ini. Sebab, makanan tersebut diyakini memberikan segudang manfaat karena mengandung bakteri baik untuk menjaga kesehatan saluran cerna.
Hal tersebut memang benar, tapi tidak sepenuhnya. Karena makanan fermentasi itu sendiri umumnya mengandung kadar garam (natrium) yang tinggi, sehingga dihubungkan dengan peningkatkan risiko kanker perut.
"Studi telah menemukan tingkat kanker yang lebih tinggi pada populasi Asia yang mengonsumsi banyak kimchi dan ikan asap yang difermentasi," kata pendiri Medical Offices of Manhattan, Robert Segal, MD.
2. Makanan yang dipanggang
Pecinta makanan yang dipanggang, berhati-hatilah! Masalahnya bukan pada tingkat kematangan daging. Hal ini lebih kepada pada cara memasak daging di atas panggangan yang bersifat karsinogenik, apalagi jika menggunakan arang.
3. Minuman beralkohol
Direktur ilmiah penelitian epidemiologi untuk American Cancer Society (ACS), Mia Gaudet, PhD, berkata bahwa asupan alkohol dalam takaran sedang hingga berlebih berhubungan erat dengan peningkatkan risiko kanker.
4. Daging awetan atau charcuterie
Contoh daging yang telah diawetkan, seperti sosis, ham, dan salami. Meski memiliki rasa yang khas, proses pada charcuterie dapat membentuk nitrit―senyawa yang ditemukan dapat meningkatkan risiko kanker kolon.
5. Daging merah
Menurut American Institute for Cancer Research, daging sapi, babi, bahkan domba bisa meningkatkan risiko kanker. Disebutkan bahwa makan lebih dari 18 ons total daging merah setiap minggu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
6. Lemak tak jenuh
Lemak trans memang belum secara pasti berhubungan dengan kanker. Akan tetapi, terdapat satu studi yang menemukan bahwa pasien kanker payudara yang mengonsumsi makanan mengandung lemak trans memiliki kemungkinan 78 persen lebih tinggi untuk meninggal dalam waktu 7 tahun sejak didiagnosis dibandingkan dengan mereka yang menghindari makanan jenis ini.
7. Popcorn yang dimasak di microwave
Microwave dilapisi dengan zat antilengket yang mengandung PFOA (karsinogen). Penelitian mengatakan, bahan kimia tersebut dapat meningkatkan risiko kanker hati, kanker testis, dan kanker pankreas pada hewan yang dijadikan uji coba.
8. Soda
Terlalu banyak minum manis terbukti dapat meningkatkan berat badan, dan keadaan tersebut merupakan salah satu faktor yang diduga kuat turut meningkatkan risiko kanker.
"Semakin banyak lemak tubuh yang Anda miliki, semakin tinggi tingkat estrogen yang bersirkulasi, dan itu meningkatkan peluang Anda mengembangkan kanker payudara dan organ reproduksi," ujar pendiri Medical Offices of Manhattan, Robert Segal, MD.
9. Minuman panas
Ada bukti yang menunjukkan bahwa menyajikan minuman pada suhu 65 derajat celsius atau lebih tinggi dapat meningkatkan risiko kanker esofagus (kerongkongan). Para peneliti percaya bahwa suhu tinggi dapat merusak jaringan, dan membuatnya rentan terhadap perkembangan lesi kanker.
Baca Juga: Cara Mencegah Mabuk Perjalanan saat Mudik, Nggak Perlu Ribet
10. Saus tomat kalengan
Produsen saus tomat kalengan biasanya menggunakan kaleng berjenis bisphenol A (BPA). BPA dapat mengganggu produksi hormon seks, meningkatkan risiko kanker payudara dan prostat. Karena keasamannya yang tinggi, tomat cenderung menyerap ba
han kimia dari lapisan kaleng dan membuatnya menjadi sumber BPA yang jauh lebih pekat.
Sumber: Klikdokter. Com