Melampaui Filipina, Indonesia Jadi Negara Dengan Tingkat Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona di Asia Tenggara
"Keajaiban yang saya harapkan adalah struktur usia penduduk muda Indonesia," kata Hadisoemarto kepada Al Jazeera. "Setengah dari penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun, yang mungkin melindungi kita dari banyak penyakit serius dan kematian."
Dia mengatakan dia juga berharap bahwa penggunaan obat anti-TB "sangat tinggi", BCG (bacille Calmette-Guerin) dalam program imunisasi negara juga dapat membantu melindungi orang dari infeksi virus corona, walaupun buktinya belum sepenuhnya ditetapkan.
Tetapi Ravio Patra, seorang peneliti politik berusia 27 tahun yang berbasis di Jakarta, mengatakan pemerintah telah melakukan "pekerjaan yang mengerikan" dalam menangani krisis kesehatan, mulai saat pertama kali muncul.
"Bahkan ketika WHO menyatakannya sebagai pandemi, pemerintah pusat terus meremehkan wabah itu, dan semua ini didokumentasikan dengan baik oleh masyarakat dan kelompok-kelompok hak asasi manusia," katanya kepada Al Jazeera.
"Ini adalah situasi di mana satu kesalahan langkah dari pemerintah dapat terjadi dengan mengorbankan begitu banyak nyawa," katanya.
Yuliannova Lestari Chaniago, seorang mahasiswa doktoral berusia 26 tahun, mengalami secara langsung bagaimana rasanya ketika penyakit itu mulai menjangkiti banyak orang. Yuliannova adalah salah satu dari 238 warga negara Indonesia yang dievakuasi oleh pemerintah pada Februari dari kota Wuhan di Cina, yang saat itu merupakan pusat penyebaran.