Jawabannya Bikin Merinding, Ditetapkan Jadi Tersangka Penganiayaan, Saddil Ramdani: Nama Besarku tak Penting, Mamaku Lebih Penting
RIAU24.COM - Pesepakbola Saddil Ramdani, saat ini telah ditetapkan Polres Kendari sebagai tersangka dalam dugaan kasus penganiayaan. Ia memang tak ditahan, namu dikenakan wajib lapor. Terkait hal itu, pemain tim nasional sepakbola Indonesia ini mengaku bertanggung jawab akibat aksinya itu.
Namun menurutnya, hal itu terpaksa ia lakukan, karena orang yang menjadi korban aksinya itu, kerap mabuk-mabukan di belakang rumah dan belakangan bahkan sering mengganggu sang mama. Dengan terang-terangan, Saddil pun mengaku tidak peduli dengan nama besarnya sebagai pemain sepakbola, yang kini melekat pada dirinya.
"Saya sudah berbuat, biar saya tanggung jawab. Biar mereka tidak ganggu lagi saya punya mama. Nama besarku dan ketenaranku tidak penting bahkan sangat tidak ada gunanya ketimbang harga dirinya keluarga dan mamaku sendiri," ungkapnya, dilansir detik, Selasa 7 April 2020.
Kepada wartawan di Mapolres Kenari, Saddil sempat menceritakan kronologi kejadian itu.
"Jadi cerita awalnya itu mereka korban (Irwan) dan rekan-rekannya minum di belakang rumah, lagi keadaan mabuk mereka selalu menyanyikan lagu kematian yang menyinggung mama saya," ungkapnya, Senin (6/4/2020).
Ibu Saddil sempat mencoba menegur aksi korban dengan melarang untuk minum di belakang rumah. Namun permintaan itu tak dihiraukan. Malah, lanjutnya, korban bersama temannya merespons dengan nada menantang.
"Mereka melawan, katanya 'apa urusannya kalian kami mabuk di sini, ini hak kami apa urusan denganmu orang tua', nah mama saya digituin," bebernya.
Setelah kejadian itu, mama Saddil pun tidak lagi menggubris korban. Tapi, setelah satu minggu, korban kembali datang untuk nongkrong. Bahkan kali ini, mereka malah meminta uang.
Menurutnya, awalnya permintaan mereka dipenuhi sang mama. Tapi karena keseringan akhirnya sang mama tak lagi memenuhi permintaan mereka.
"Lama-kelamaan mereka setiap minggu meminta, mama saya sudah tidak mau kasih alasannya mereka mabuk dan bikin rusuh di belakang rumah," ujar Saddil.
Ibu Saddil juga sempat memberikan teguran kembali kepada korban dan rekan-rekannya. Tapi salah satu rekan korban malah memaki dengan bahasa kasar.
"Akhirnya mama saya pergilah, tiba-tiba salah satu rekan minumnya mengamuk memaki-maki mama saya dengan bahasa yang tidak layak seperti anj*** b*** orang tua an****," katanya.
"Saya mencari mereka itu karena mereka selalu mabuk bersama Sabar dan teman-temannya mereka, selalu mencari kesalahan saya punya mama," ujarnya lagi.
Dalam kasus ini, Saddil memang tidak menjalani penahanan, namun ia dikenakan wajib lapor.
"Selama ini Saddil kami wajibkan lapor, sebagai tersangka. Kalau masalah penahanan, itu kewenangan penyidiknya. Yang jelas, tiap kali dipanggil, harus datang," ujar Kasat Reskrim Polres Kendari AKP Muhammad Sofwan. ***