SBY Sebut Penghinaan Terhadap Dirinya Dulu Jauh Lebih Sadis: Beberapa Kali Istri Saya Tercinta Menangis, Tapi..
RIAU24.COM - JAKARTA - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhono (SBY) mengimbau masyarakat untuk menyampaikan pandangan dan kritik kepada penguasa secara lugas dan terbuka tanpa penghinaan.
SBY mengatakan kebebasan berbicara memang dijamin oleh konstitusi undang-undang tapi tetap memiliki batasan yang harus diperhatikan. Boleh melakukan kritik tapi dilarang caci maki yang cenderung melampaui batas keadaban.
“Saya berpendapat, di negeri ini siapapun bisa mengutarakan pandangan bahkan mengkritik secara lugas dan terbuka. Namun, tetaplah pandangan dan kritik itu disampaikan dengan kata-kata yang “berkeadaban”. Kata SBY melalui artikelnya dirilis di akun facebooknya, sebagaimana dikutip dari Fin.co.id(9/4/2020).
SBY mengingatkan, pemerintah saat ini telah bekerja maksimal dalam upaya penanggulangan virus Corona. akan tetapi, ketika kerja mereka dianggap sia-sia dan selalu dibalas dengan penghinaan bukan tidak mungkin bisa berakibat mendapat ganjaran hukuman.
SBY kemudian membagikan pengalamannya ketika mendapat caci maki yang sangat sadis saat menghadapi krisis.
“Mungkin sebagian masyarakat masih ingat ketika saya sedang mengemban amanah sebagai Presiden dulu. Saya juga mengalami nasib yang sama. Bahkan lebih pahit pengalaman hidup yang saya alami. Lebih “sadis” cacian dan hinaan yang ditujukan kepada saya dulu,” cerita SBY.