Kisah Menyedihkan Anak-anak yang Harus Membayar Mahal Untuk Perang Sahel, Keluar Dari Sekolah dan Dipaksa Untuk Bertarung
Organisasi bantuan internasional dan otoritas pendidikan setempat sedang berupaya menerapkan metode pendidikan alternatif seperti membuat pusat pembelajaran masyarakat dan menyiarkan pelajaran di radio.
Namun, kurangnya dana dan perhatian dari pemerintah yang terlibat dan masyarakat internasional secara keseluruhan membatasi upaya darurat.
Sebelum kekerasan dimulai, Mali adalah tempat yang hangat dan ramah di mana bahkan yang paling miskin pun bisa menawarkan makanan dan air kepada orang asing, kata Maiga dari Catholic Relief Service. Sekarang, ribuan anak, lahir dalam masa konflik, dibesarkan dalam budaya ketidakpercayaan.
"Orang-orang diburu dan mereka tidak tahu mengapa. Orang-orang harus melarikan diri dan mereka tidak tahu mengapa. Ada anak muda yang tidak tahu apa-apa selain krisis ini." katanya.