Uang Begitu Deras Mengalir ke Kantong Pria Ini Tanpa Bisa Dibendung, Kira-kira Begini Jadinya Nanti
RIAU24.COM - Uang tampaknya begitu deras mengalir ke kantonr Jeff Bezos, juragan perusahaan e-commerce raksasa, Amazon. Saking derasnya, ia diprediksi bakal menjelma menjadi seorang triliuner -- dalam mata uang dolar AS – pada 2026 mendatang.
Analisa itu datang dari situs ulasan perangkat lunak Comparisun. Untuk saat ini saja, saat dunia tengah dihantam pandemi Corona, kekayaan Bezos terus bertambah seolah tak ada pengaruh dengan wabah itu.
Dilansir viva yang mengutip business insider, Jumat 15 Mei 2020, kondisi ini terjadi karena basis pelanggan Amazon kebanyakan masyarakat yang terkena lockdown sehingga terpaksa mengisolasi diri di rumah. Buntutnya, Amazon ketiban untung. Pasalnya ada lonjakan permintaan selama beberapa bulan terakhir mengarah ke pendapatan US$75,5 miliar atau Rp1.100 triliun pada kuartal I 2020.
Untuk diketahui, kekayaan Bezos mengalami kenaikan sebesar 34 persen selama lima tahun terakhir. Saat ini, kekayaannya mencapai US$138 miliar atau Rp2.049 triliun. Angka ini diprediksi akan tumbuh sebesar US$28,3 miliar atau Rp420,3 triliun hingga akhir tahun ini.
Dalam analisis yang dibuat Comparisun, setidaknya ada 11 dari 25 orang terkaya di dunia yang memiliki peluang untuk menjadi triliuner dalam hidup mereka. Dalam daftar ini, Bezos menempati posisi pertama. Ia diperkirakan menjadi manusia triliuner pertama di usianya yang ke-62 tahun.
Selanjutnya, ada pendiri Alibaba Jack Ma (diperkirakan jadi triliuner pada 2030), CEO Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH) Bernard Arnault (diperkirakan 2033), dan pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg (diperkirakan 2036).
Jika prediksi Comparisun benar, Zuckerberg bakal menjadi triliuner termuda di dunia pada umur 51 tahun.
Namun sayang, kekayaan selangit Bezos tidak diikuti oleh kebahagiaan karyawannya. Bahkan raksasa e-commerce ini harus menghadapi kritikan tajam karena perlakuannya ke karyawan mereka selama pandemi Virus Corona. Termasuk kebijakan perusahaan itu memotong gaji sebanyak US$2 per jam (hampir Rp30 ribu) untuk karyawan gudang. ***