TKA China Jadi Anak Emas, Anak Negeri Justru Jadi Anak Tiri, FPI Ngomong Begini
RIAU24.COM - JAKARTA - Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina di Indonesia menjadi sorotan maayarakat Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Hal inipun mendapat kritikan keras dari Ketua Umum FPI Ustadz Shobri Lubis.
Pasalnya, keberadaan mereka terlalu diistimewakan oleh para penguasa dan membuat anak negeri menjadi anak tiri di negeri sendiri.
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan, TKA Cina bakal terlibat dalam proyek persiapan industri litium baterai. Dia menegaskan bahwa para tenaga ini dibutuhkan untuk membangun industri di Indonesia.
“Memang industri ini memerlukan orang orang yang paham membangunnya. Tidak serta merta kita siap. Kita gak siap, kita harus jujur itu. Tapi sekarang ini kita kerjakan. Jadi Juni atau Juli siap kita kerjakan ini nanti tenaga asing yang mengerjakan, biarlah mengerjakan,” kata Luhut dalam wawancara dengan RRI belum lama ini.
“Ya memang teknologinya dari dia, teknologi maju ya gak bisa dong kita kerjakan semua, jadi harus ada dia,” beber Luhut waktu itu.
Atas dasar itulah, Ustadz Shobri menilai TKA China Mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah. Beda nasib dengan anak negeri.
“Penguasa jadikan TKA Cina sebagai anak emas, pekerja pribumi dianggap anak tiri di negeri sendiri,” kata Shobri sebagaimana dikutip dari Suaranasional.com (19/5/2020).
Ustadz Shobri berpendapat, keberadaan TKA Cina membuat rakyat Indonesia kehilangan pekerjaan. Mirisnya, kedatangan mereka justru difasilitasi oleh pemerintah.
“TKA Cina justru diundang penguasa Indonesia,” tegasnya.