Meski Iran Pernah Dikutuk Oleh Amerika, Ini yang Diminta Kementerian Luar Negeri Iran Kepada Trump Terkait Kematian George Floyd
"Kami sangat menyesal melihat orang-orang Amerika, yang secara damai mencari rasa hormat dan tidak ada lagi kekerasan, ditekan tanpa pandang bulu dan bertemu dengan kekerasan yang luar biasa," kata Mousavi kepada wartawan dalam bahasa Inggris.
Dia juga menuduh AS, musuh lama Iran, "melakukan kekerasan dan intimidasi di rumah dan di luar negeri".
Protes yang terkadang keras di AS telah menerima liputan luas di media Iran, terutama di televisi pemerintah, yang baru-baru ini mengudara sebuah program yang menuduh AS melakukan rasisme institusional.
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir penting dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan pada ekonomi Iran yang terpukul di bawah kampanye Washington "tekanan maksimum".
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Senin mengatakan di Twitter bahwa "teknik 'berlutut' bukanlah hal yang baru: komplotan rahasia yang sama ... telah mempekerjakannya pada 80 juta rakyat Iran selama 2 tahun, menyebutnya 'tekanan maksimum'."
"Itu tidak membuat kita berlutut. Juga tidak akan merendahkan orang Afrika-Amerika," katanya.