Bikin Miris, Kisah Para Nelayan Indonesia yang Tubuhnya Dilempar ke Laut Akhirnya Picu Kemarahan Internasional
Dua anggota kru Indonesia lainnya tewas di Long Xing 629. Sepri dan seorang pria lainnya tewas dalam beberapa hari di bulan Desember, setelah 10 bulan di laut. Sementara Ari, yang berasal dari desa yang sama dengan Sepri, meninggal pada bulan Maret tahun ini, tak lama sebelum kru lainnya diselamatkan. Seperti Sepri, tubuh mereka dibungkus kain dan dilemparkan ke samping. Seperti Sepri, keluarga mereka juga tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal.
Orang ketiga yang sakit parah, Efendi Pasaribu.
Ada kemungkinan semua ini bisa tanpa disadari - hanya beberapa kematian di laut - seandainya penguburan laut tanpa upacara tidak sengaja direkam dari ponsel, dan menyebabkan kemarahan publik di Indonesia. Alih-alih, video tersebut memicu perdebatan baru tentang penyalahgunaan nelayan di atas kapal asing di Asia Tenggara.
Yang mengejutkan, kisah-kisah kehidupan di Long Xing 629 sangat familiar, dan muncul hanya lima tahun setelah sekitar 4.000 nelayan asing, kebanyakan dari Myanmar (Burma), diselamatkan dan dibebaskan dari pulau-pulau terpencil di Indonesia; beberapa telah dieksploitasi dalam kondisi seperti budak selama bertahun-tahun.
Pada saat itu Indonesia bersumpah untuk mengakhiri penangkapan ikan yang tidak diatur dan eksploitasi nelayan pada kapal asing.
Para kru Long Xing 629 yang selamat mulai berbicara. Rekan-rekan sesama kru, yang hanya meminta untuk diidentifikasi dengan inisial mereka, mengatakan mereka sering dipukuli dan ditendang. Mereka tidak bisa mengerti apa yang dikatakan bos Cina mereka dan itu menyebabkan kebingungan dan frustrasi. Salah satu kru mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa tubuh teman-temannya membengkak sebelum mereka mati.