RIAU24.COM -  Pusat pemerintahan AS di Washington, dibuat terperanjat. Hal itu setelah Pangkalan militer Komando Operasi Gabungan di Taji Airbase di Irak, tiba-tiba mendapat serangan rudal dari kelompok tak dikenal. Padahal, di tempat itu menampung ribuan tentara Amerika Serikat (AS).

Tak hanya secara tiba-tiba, serangan yang dilancarkan pada Sabtu malam waktu setempat itu, membuat kaget karena terjadi saat Presiden AS Donald Trump berencana akan menarik ribuan tentara AS dari Irak dalam waktu dekat ini. 

Terkait serangan itu, Komandan Operasi Gabungan Irak mengatakan, pihaknya masih mencari tahu pihak mana yang melakukan aksi itu. Menurutnya, pelaku penyerangan memiliki tujuan negatif, yaitu kesan bahwa Irak saat ini masih dalam situasi tidak aman.

"Pemboman ini adalah pesan yang tidak menginginkan kebaikan Irak dan rakyatnya, terutama selama tahap ini. Oleh karena itu dinas keamanan kami menerima arahan mendesak untuk melakukan upaya intelijen kualitatif untuk mengungkap entitas-entitas pelaku penyerangan ini. Bagi kami peringatan mereka ini mereka berusaha melemahkan Irak," kata Komandan Operasi Gabungan Irak yang dikutip viva dari dari Al-Masdar News, Minggu, 14 Juni 2020.

Wacana penarikan militer AS kembali ke barak-barak mereka sebelumnya sudah dibicarakan antara otoritas pemerintahan Irak dengan Amerika Serikat beberapa hari lalu di Baghdad. Alasan penarikan pasukan AS dari Irak karena AS menilai gerakan militan ISIS di Irak dan Suriah sudah mampu mereka kuasai selama menjalankan operasi gabungan di Irak.

Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sementara, AS sendiri juga masih belum angkat bicara terkait dengan serangan rudal yang mendarat di tepat tengah-tengah camp tempat pasukan mereka ditempatkan tersebut. ***