Netizen Ancam Tenggelamkan Gerindra, Habiburokhman Minta Arif Poyuono Minta Maaf
RIAU24.COM - JAKARTA - Pernyataan kontroversial Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono yang menyebut isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak ada dan hanya diembuskan oleh pihak yang dinamainya "kadrun" bikin gerah kalangan internal Partai Gerindra.
Partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu juga khawatir Arief dijadikan alat konspirasi untuk mengadu domba Gerindra dengan rakyat. Karena itu Partai Gerindra berharap Arief Poyuono menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada publik.
"Kita doakan semoga junior saya Si Arief Poyuono menyadari kesalahannya dan minta maaf kepada rakyat sebelum hari Senin besok. Saya khawatir dia jadi alat bagi konspirasi hati hitam yang mau adu domba Gerindra dengan rakyat," kata Juru Bicara Partai Gerindra, Habiburokhman melalui akun Twitternya, Kamis 18 Juni 2020.
Habiburokhman mengingatkan kepada kader Partai Gerindra, khusus juniornya, termasuk Arief unutk menyadari Gerindra besar karena rakyat.
"Selalu saya ingatkan kepada para junior termasuk Arief Poyuono bahwa kita besar karena rakyat karenanya harus sensitif dan empati pada kondisi psikologis rakyat. Narasi kita arahkan ke persatuan bangsa bukan buat perpecahan," katanya seperti dilansir Sindonews.
Sebelumnya, tanda pagar atau hashtag #tenggelamkangerindra ramai di media sosial Twitter sejak Selasa 15 Juni 2020. Tanda pagar (tagar) itu muncul menyusul beredarnya video rekaman pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono di Twitter.
Dalam video itu, Arief yang berbincang dengan seseorang menyatakan isu PKI sengaja diembuskan oleh "kadrun-kadrun". Arief berpendapat kebangkitan PKI itu tidak ada. Isu itu dinilainya hanya untuk mendeligitimasi Presiden Jokowi. Menurut dia, pihak yang mengembuskan isu tersebut adalah "kadrun-kadrun"
Seperti diketahui, di jagad media sosial, selama ini istilah kadrun atau kadal gurun ditujukan kepada kelompok masyarakat yang dianggap tidak mendukung Presiden Jokowi. Istilah kadrun ramai di medsos pasca Pilpres 2019, setelah sebelumnya ramai perang istilah cebong dan kampret.
Video tersebut direspons netizen dengan membuat tagar #tenggelamkangerindra. Hingga Rabu 17 Juni 2020 pagi, tagar itu masuk dalam trending topic di Twitter.***