RUU HIP Memanas Dengan Pembakaran bendera partai, Pakar Politik UIN Jakarta Komentar Begini
RIAU24.COM - JAKARTA - Analis politik UIN Jakarta Adi Prayitno mengomentari polemik yang terjadi akibat wacana pembahasan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Menurutnya, RUU yang menjadi pemicu meledaknya aksi demonstrasi penolakan di gedung Senayan Jakarta setelah menguatkan kembali kelompok aktivis Islam.
Hal tersebut nampak jelas dalam aksi demonstrasi penolakan tersebut yang sangat ideologis dan emosional.
“Mereka menganggap RUU ini membuka peluang bangkitnya komunisme di Indonesia karena tak mencantumkan TAP MPRS Nomor XXV/1966,” urainya sebagaimana dikutip dari SINDOnews, Sabtu (27/6/2020).
Lebih lanjut, Adi menegaskan bahwa aksi demonstrasi penolakan terhadap kebangkitan PKI dan komunis terkesan sangat menyeramkan.
Bahkan, aksi demonstrasi tersebut seakan menghidupkan kembali masa revolusi yang mengedepankan pertentangan antara kelompok nasionalis dan Islam.
“Makin panas saja suasana di tengah pandemi (corona),” urai Adi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini pun menegaskan bahwa RUU HIP membuat kelompok aktivis Islam kembali mencuat ke permukaan, terutama mereka yang selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Menurut Adi, kelompok tersebut banyak ditemukan di perkotaan sebagai pendukung calon tertentu dalam perhelatan kontestasi politik elektoral.
Terkait pembakaran bendera partai PDIP, Adi sangat menyayangkan peristiwa tersebut. “Sekalipun beda pandangan, aksi bakar bendera partai mestinya dihindari karena bisa berbuntut pajang. Demo ya demo saja, tak perlu merusak apa pun.”