Sudan Lakukan Pembicaraan Dengan Mesir dan Ethiopia Mengenai Bendungan Nil, Ini Hasilnya...
Sudan baru-baru ini mengatakan dalam sepucuk surat kepada PBB bahwa jutaan nyawa akan menghadapi "risiko besar" jika Ethiopia mengisi bendungan besarnya tanpa kesepakatan. Ethiopia telah menggantungkan ambisi pengembangannya pada mega-proyek, menggambarkan bendungan sebagai jalur hidup penting untuk membawa jutaan orang keluar dari kemiskinan.
Mesir, yang bergantung pada Sungai Nil untuk lebih dari 90 persen persediaan airnya dan sudah menghadapi tekanan air yang tinggi, takut akan dampak yang menghancurkan pada populasi yang sedang booming sebesar 100 juta.
Sudan, yang juga bergantung pada Sungai Nil untuk air, telah memainkan peran kunci dalam menyatukan kedua pihak setelah runtuhnya pembicaraan yang dimediasi AS pada Februari. Ethiopia memulai pembangunan bendungannya pada 2011. Setelah selesai, struktur tersebut akan menjadi fasilitas hidroelektrik terbesar di Afrika.
Ketiga negara mengadakan pembicaraan di Washington, DC, pada akhir tahun 2019 dan awal tahun ini tetapi Ethiopia tidak menghadiri putaran final pada bulan Februari di mana rancangan perjanjian akan dibahas dengan harapan tiga negara yang menandatanganinya.