Menu

Kritik Jokowi Soal Ipar Dilarang tapi Gibran Tetap Nyalon, Mardani Ali Sera: Sikap Jokowi Tak Konsisten

Muhammad Iqbal 29 Jul 2020, 17:32
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera

RIAU24.COM - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Partai NasDem tak mencalonkan iparnya, Wahyu Purwanto namun tetap mencalonkan anak dan menantunya. Mardani menilai jika sikap Jokowi itu tidak konsisten.

"Kalau niatnya (Jokowi meminta Wahyu tidak mencalonkan) saya tidak tahu. Tetapi sikapnya (Jokowi) tidak konsisten. Mestinya, kalau di sini tak mendukung, ya, di sini juga jangan didukung, anak dan menantunya," ujarnya dilansir dari Detik.com, Selasa, 28 Juli 2020.

Dia pun menyinggung salah satu tuntutan saat reformasi, yakni pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Mardani menilai Jokowi mempraktikkan nepotisme.

"Ketika Presiden, tanda kutip, membiarkan anak dan menantu maju (di pilkada), beliau kan selalu bilang 'Saya tidak akan kampanye', tapi babnya KKN, nepotisme, dalam hal ini, kekeluargaan, kekerabatan bahasa Mbak Titi (Direktur Eksekutif Perludem) itu salah satu yang kita ingin hilangkan saat tuntutan rakyat di reformasi, sekarang orang nomor 1 mempraktikkan," jelasnya.

"Dia tidak mengkampanyekan, buat saya mempraktikkan. Ini buat saya sesuatu yang sangat berbahaya dan buruk demokrasi," lanjut Mardani.

Dia kemudian menambahkan, hubungan antara anak dan menantu lebih dekat ketimbang ipar. Seharusnya, kata dia, Jokowi juga meminta agar putranya Gibran Rakabuming Raka dan menantunya Bobby Nasution tidak dicalonkan di pilkada.

"Ya, kalaupun ada upaya (menghilangkan anggapan politik dinasti), nggak sebanding. Anak dan menantu jauh lebih dekat ketimbang ipar. Harusnya yang di sini ditolak, di sana ditolak juga. Tidak konsisten. Harusnya satu sikap. Apalagi pimpinan, pimpinan itu nggak boleh ada keraguan. Dia harus firm, lugas, tegas, jelas," tandasnya.