RIAU24.COM - PELALAWAN- Sebanyak 2 Posko Satgas Karhutla (Pos Komando Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan) Terpadu didirikan oleh PT Arara Abadi-APP Sinar Mas Forestry (PT.AA-APP.SMF) Distrik Nilo di Dusun Perjuangan dan Dusun Barben Desa Kesuma Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, diresmikan, Sabtu, 2 Juli 2020.

zxc1

Manager PT Arara Abadi Distrik Nilo, Ukirno menyampaikan, pendirian posko ini bertujuan untuk pencegahan Karhutla di sekitar Kawasan Konsesi PT Arara Abadi Distrik Nilo. Untuk personil Satgas selain dari Tim RPK (Regu Pemadam Kebakaran), Karyawan, Security, juga ada TNI/Polri serta Masyarakat Peduli Api (MPA).

"Posko ini sudah berjalan efektif sejak Januari 2020, dan Alhamdulillah sampai sejauh ini di Tahun 2020 PT AA-APP.SMF Distrik Nilo tidak ada kasus kebakaran," ungkap Ukirno.

Dimasing-masing posko tersebut  terdapat 1 Set Peralatan Patroli. Kedua Posko ini aktif dan dijaga siang dan malam. "Sapras berupa 7 unit mobil patroli, 3 unit mobil tangki damkar, mesin pompa dari ministriker, pompa besar Tohatsu, sepeda motor lengkap dengan slang serta Menara api sebagai tempat memantau serta kebutuhan pokok lainnya, segala potensi termasuk masyarakat (MPA) kita kolaborasikan," jelas Ukirno lagi.

zxc2

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger menilai pendirian posko karhutla terpadu ini adalah suatu hal positif. Ini juga bukti peran dunia usaha dalam mengantisipasi karhutla.

"Kita minta dioptimalkan. Dilapangan harus berkoordinasi dengan baik dengan Satgas Karhutla Kabupaten, termasuk dengan masyarakat. Saya kira bukan Sinar Mas saja yang kita minta, perusahaan-perusahaan lain harus berpastisipasi untuk ini semua," sebut Edwar.

Kepala FOM (Fire Operational Management) APP Sinar Mas Region Riau Deny Wijaya menyampaikan, sebagai mitra APP.SMf, PT AA telah mendirikan posko di 21 distrik di 6 Kabupaten. ”Pertimbangannya, tingkat kerawanan dan ancaman karhutla, terutama pada daerah-daerah rawan karhutla baik karhutla yang berada diluar konsesi, maupun didalam konsesi perusahaan yang dilakukan oleh para claimer (okupasi) yang diduga sengaja membakar untuk membersihkan lahan," demikian Deny menyampaikan.