17 Tokoh NU Curhat ke Rizal Ramli, Prihatin Rakyat Kecil Makin Susah Cari Nafkah
RIAU24.COM - Ekonom senior Rizal Ramli menilai, buruknya kondisi ekonomi Tanah Air tersebut telah berdampak secara sistemik pada kehidupan masyarakat yang semakin kesusahan. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19, ekonomi nasional semakin terpuruk.
"Rakyat juga hidupnya makin susah. Sebelum corona sudah terjadi kemerosotan ekonomi kita, apalagi tambah corona, rakyat yang menganggur, rakyat yang istilahnya sulit sekali mencari pekerjaan itu luar biasa," ungkap Rizal Ramli dalam wawancara di salah satu televisi swasta, Selasa (18/8).
Rizal Ramli menyesalkan sikap pemerintah dalam melihat krisis seolah-olah biasa saja. Hal itu lantaran belum ada tindakan apapun yang betul-betul berdampak dan dirasakan oleh rakyat.
"Keliatannya ini pemerintah udah 6 bulan enggak bisa ngapa-ngapain, cuma akan akan dan akan. Enggak ada yang konkret yang betul-betul dirasakan oleh rakyat kita," pungkasnya seperti dilansir RMOL.
Mantan Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengungkapkan, dirinya baru-baru ini didatangi oleh belasan tokoh asal Nahdlatul Ulama (NU) yang mengadu mengenai kondisi masyarakat di desa-desa.
"Barusan saya didatangi oleh hampir 17 tokoh NU dari seluruh Indonesia, mereka jelaskan di desa-desa cari uang Rp 15 ribu saja susah yang biasanya selalu bisa ada kegiatan macam-macam itu, betul-betul enggak ada uang sama sekali. Mereka kepada saya, 'Pak Ramli tolonglah kita'," tuturnya.
Di antara tokoh kultural NU yang hadir adalah KH Yahya Romli dan KH Agus Solachul Wahib Wahab alias Gus Aam. Gus Aam adalah cucu salah satu pendiri NU, KH Wahab Hasbulloh.
Kepada mantan Menko Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Gus Aam mengatakan, kedatangannya bersama rombongan untuk menjelaskan kondisi masyarakat kelas bawah.
Lebih lanjut, Gus Aam mengatakan, pihaknya sangat berharap Rizal Ramli bersedia untuk memimpin perubahan.
“Tadi kami mendokan agar Pak Rizal menjadi Presiden Indonesia untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang maju, adil dan makmur,” demikian Gus Aam seperti dilansir RMOL.***