Mengerikan, 10 Orang Tewas Dalam Dua Ledakan Bunuh Diri Terjadi di Filipina Selatan
RIAU24.COM - Sedikitnya 10 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka setelah dua ledakan, termasuk satu yang dilaporkan dilakukan oleh seorang wanita pembom bunuh diri, menghantam kota Jolo di Filipina selatan, menurut pihak berwenang. Kepala Palang Merah Filipina Richard Gordon mengatakan ledakan itu terjadi sekitar tengah hari (04:00 GMT) pada hari Senin di ibu kota Sulu, salah satu provinsi paling selatan negara itu.
Gordon, yang juga senator, mengatakan, sepeda motor bermuatan bahan peledak rakitan meledak di dekat truk militer. Kantor Palang Merah di Jolo terletak di dekat lokasi ledakan.
Lima tentara dan empat warga sipil tewas dalam ledakan pertama.
Ketika pihak berwenang menutup daerah itu, ledakan kedua dilaporkan dilakukan oleh seorang wanita pembom bunuh diri, menewaskan satu orang, kata Letnan Jenderal Corleto Vinluan, menurut laporan berita. Jika dikonfirmasi, itu hanya serangan bunuh diri keempat yang diketahui di negara itu.
Sedikitnya 17 tentara pemerintah terluka dalam dua serangan itu.
Ledakan itu terjadi tidak jauh dari lokasi ledakan besar yang menewaskan lebih dari 20 orang di dalam sebuah gereja Katolik pada awal 2019, menurut saluran PTV yang dikelola pemerintah.
Gambar yang diposting oleh PTV di media sosial pada hari Senin menunjukkan puing-puing dan mayat tergeletak di jalan di samping kendaraan militer.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Dalam sebuah pernyataan, kepala polisi Filipina Jenderal Archie Francisco Gamboa mengatakan dia telah memerintahkan penyelidikan atas insiden mematikan tersebut, menambahkan bahwa semua pelaku harus dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan tersebut.
Sulu dikenal sebagai kubu kelompok Abu Sayyaf, kelompok bersenjata yang telah bersekutu dengan ISIL (ISIS).
Abu Sayyaf telah lama berjuang untuk kemerdekaan di wilayah selatan Mindanao, yang mereka anggap sebagai tanah air leluhur mereka sejak masa penjajahan pra-Spanyol.
Kelompok ini terkenal karena penculikan, perampokan, dan pemboman mematikan.
Pada bulan Juni, empat tentara tewas di Jolo menyusul dugaan konfrontasi dengan petugas polisi, yang memicu ketegangan antara kedua pasukan pemerintah.
Para tentara tersebut dilaporkan sedang mengejar tersangka pejuang bersenjata, ketika mereka dihentikan oleh polisi yang menyebabkan insiden mematikan tersebut.