Bukan Lagi Kotak Kosong, Tapi Kelompok Ini yang Jadi Saingan Putra Jokowi di Pilkada Solo
RIAU24.COM - Sejak mengumumkan dirinya maju sebagai bakal calon Walikota Solo, elektabilitas putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, terus meningkat. Saking tingginya, sebelumnya sempat ada kemungkinan bahwa Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa, bakal melawan kotak kosong. Prediksi itu muncul, sebelum KPUD setempat meloloskan satu pasangan lain yang maju lewat jalur independen. Meski banyak kalangan menilai, pasangan independen ini belum sanggup menyaingi Gibran.
Meski elektabilitasnya terusmeninggi, namun bukan berarti Gibran bebas dari pesaing. Namun pesaingnya bukan lagi kotak kosong, melainkan pemilih yang belum menentukan pilihannya alias swing voters. Jumlahnya bahkan melebihi angka elektablitias yang hingga kini telah diraih Gibran.
Demikian salah satu hasil survei yang dilaksanakan Indonesian Public Institute (IPI). Dalam keterangannya, Kamis27 Agustus 2020 di Solo, Direktur Eksekutif IPI, Karyono Wibowo mengatakan, elektabilitas Gibran yang kini dipasangkan dengan Teguh Prakosa paling tinggi, yakni mencapai 44,9 persen. Menyusul Achmad Purnomo 8,4 persen, Bagyo Wahyono 1,1 persen, Abdul Ghofar 0,9 persen.
Hal itu juga sejalan dengan tingginya pemilih militan Gibran dibanding lima sosok lain yang masuk dalam survei IPI.
“Pemilih militan Gibran dalam survei ini mencapai 32,6 persen, Achmad Purnomo 4,8 pesen, Bagyo Wayono 0,9 persen, Abdul Ghofar Ismail 0,7 persen, BRM Syailendra Soeryo Soepomo 0,0 persen, dan BRA Putri Woelan Sari Dewi 0,0 persen,” tambahnya, dilansir rmol.
Namun meski demikian, ternyata angka pemilih militan Gibran tersebut masih lebih kecil dbandingkan dengan pemilih yang belum menentukan pilihannya atau swing voters. "Swing voter, yaitu pemilih yang belum memutuskan dan pemilih yang masih dapat berubah pilihannya sebesar 61,1 persen," imbuhnya.
Ditambahkannya, elektabilitas Gibran memang cenderung terus bertambah. Di bulan Desember 2019, elektabilitas Gibran masih sekitar 29,5 persen, masih di bawah Achmad Purnomo di posisi 41,8 persen. Namun di bulan Juni 2020 elektabilitas Gibran naik menjadi 37,8 persen, naik lagi di bulan Agustus 2020 pasca rekomendasi dari PDI-P menjadi 44,9 persen.
Kondisi ini tidak lepas dari partai pengusung, termasuk PDI-Perjuangan. Disebutkan, sebanyak 49,4 persen responden mengaku cukup suka, 13,4 persen sangat suka, 5,7 persen kurang suka. Baca Juga Survei IPI: Elektabilitas Gibran-Teguh Disaingi Undecided Voters Tak Masuk Daftar Peserta Terbaik Bukti Gibran Diusung PDIP Karena Pengaruh Jokowi
“1,6 persen tidak suka sama sekali, dan 29,8 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab,” tutupnya.
Untuk diketahui, survei IPI dilaksanakan pada 3-7 Agustus 2020, dengan menggunakan metode multistage random sampling. Sementara margin of error kurang lebih 4,8 persen. Total ada 440 responden yang dilibatkan dalam survei ini. ***