RIAU24.COM -  Nguyen Van Chien, 92 tahun, tinggal di sebuah desa sekitar 80 km sebelah barat Kota Ho Chi Minh di wilayah Delta Mekong, Vietnam selatan. Chien tidak menyentuh rambutnya karena keyakinan bahwa rambut tidak boleh disentuh. Panjang rambut Chien hampir lima meter, dan dia bangga akan hal itu. "Saya yakin jika saya memotong rambut saya, saya akan mati. Saya tidak berani mengubah apa pun, bahkan menyisirnya," kata Chien kepada Reuters.

Chien memuja lebih dari satu tuhan, dan percaya bahwa menumbuhkan rambut adalah panggilan spiritual dan kewajiban agama. Chien yang menyelesaikan pendidikannya di kelas tiga karena harus memotong rambutnya saat bersekolah, belum pernah mencuci atau bahkan menyisir rambutnya.

"Saya ingat rambut saya hitam, tebal dan kuat. Saya menyisirnya, melepaskannya agar halus. Tetapi ketika saya mendengar panggilan dari kekuatan ilahi, saya langsung tahu bahwa saya dipilih," katanya kepada Reuters.

"Saya menyentuh rambut saya dan hanya dalam semalam rambut itu berubah menjadi sangat keras, katanya." Putra kelima Chien, Luom, membantunya merawat rambutnya.

Luom percaya ada hubungan antara rambut dan keabadian dan berpendapat bahwa dia menyaksikan seorang pria mati setelah mencoba mengikat kembali rambutnya dengan tali. "Benda-benda ini kelihatannya sederhana tetapi sakral," kata Luom, 62 tahun.

Pria berusia 92 tahun itu mengikuti sebuah agama bernama Dua, dinamai demikian menurut pendirinya yang mengklaim bahwa dia hanya bertahan hidup dengan kelapa untuk mempertahankan vitalitasnya. Dua dilarang di Vietnam dan dikategorikan sebagai keyakinan salah.

Sementara itu, Chien memiliki rambut keriting di bawah sorban dan jarang mengungkapkannya.