Ketua PBB Mendesak Penutupan Semua Pusat Penahanan Migran di Libya
RIAU24.COM - Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres telah menyerukan penutupan semua pusat penahanan yang menahan pengungsi dan migran di Libya, mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan di sana.
"Tidak ada yang bisa membenarkan kondisi mengerikan di mana pengungsi dan migran ditahan di Libya," kata Guterres dalam laporan yang diserahkan pada Kamis kepada Dewan Keamanan PBB, menurut kantor berita AFP.
"Saya memperbarui seruan saya kepada pihak berwenang Libya ... untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional dan untuk menutup semua pusat penahanan, dalam koordinasi yang erat dengan entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa," tambahnya.
Menurut laporan sekretaris jenderal, lebih dari 2.780 orang ditahan pada 31 Juli di pusat-pusat di seluruh Libya. Dua puluh dua persen dari tahanan adalah anak-anak.
"Anak-anak tidak boleh ditahan, terutama ketika mereka tidak ditemani atau dipisahkan dari orang tua mereka," kata Guterres, menyerukan kepada pihak berwenang Libya untuk memastikan anak-anak dilindungi sampai "solusi jangka panjang" ditemukan.
Libya telah terperosok dalam kekacauan sejak penggulingan dan pembunuhan penguasa lama Muammar Gaddafi pada 2011, dengan pemerintahan saingan yang bertikai yang berbasis di barat dan timur negara itu berjuang untuk mendapatkan kekuasaan.