Menu

Meski Melanggar Batasan, Iran Kembali Memperluas Cadangan Uranium

Devi 5 Sep 2020, 08:25
Meski Melanggar Batasan, Iran Kembali Memperluas Cadangan Uranium
Meski Melanggar Batasan, Iran Kembali Memperluas Cadangan Uranium

RIAU24.COM -  Iran terus meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya dengan melanggar batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia, tetapi telah mulai menyediakan akses ke situs-situs di mana negara itu diduga telah menyimpan atau menggunakan bahan nuklir yang tidak diumumkan, kata Badan Pengawas Atom PBB pada hari Jumat.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan dalam dokumen rahasia yang didistribusikan ke negara-negara anggota bahwa persediaan uranium yang diperkaya Iran sekarang berada di lebih dari 10 kali batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia. Pada 25 Agustus, Iran telah menimbun 2.105,4 kg (4.641,6 pon) uranium yang diperkaya rendah, naik dari 1.571,6 kg (3.464,8 pon) yang dilaporkan pada 20 Mei.

Iran menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015 dengan Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris Raya, China, dan Rusia.

Dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), itu memungkinkan Iran hanya menyimpan persediaan 202,8kg (447 pon). IAEA juga melaporkan bahwa Iran terus memperkaya uranium hingga kemurnian hingga 4,5 persen, lebih tinggi dari 3,67 persen yang diizinkan berdasarkan JCPOA. Dikatakan bahwa persediaan air berat Iran telah menurun.

Kesepakatan itu menjanjikan insentif ekonomi Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya. Namun pada 2018, Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut, dengan mengatakan itu perlu dinegosiasikan ulang.

Sejak itu, Iran perlahan-lahan mengurangi pembatasan dalam upaya untuk menekan negara-negara yang tersisa untuk meningkatkan insentif guna mengimbangi sanksi baru AS yang melumpuhkan ekonomi.

Negara-negara tersebut bersikukuh bahwa meskipun Iran telah melanggar banyak pembatasan pakta, penting untuk menjaga kesepakatan tetap berjalan karena negara tersebut terus memberikan IAEA akses kritis untuk memeriksa fasilitas nuklirnya.

Agensi tersebut telah mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan atas dua lokasi yang diperkirakan berasal dari awal tahun 2000-an, yang menurut Iran tidak berhak dikunjungi oleh para inspektur karena mereka berkencan sebelum kesepakatan.

Pekan lalu, Iran mengumumkan akan mengizinkan akses IAEA ke dua situs tersebut, menyusul kunjungan Direktur Jenderal organisasi itu ke Teheran Rafael Grossi. IAEA mengatakan Iran telah memberikan akses kepada pemeriksa ke salah satu dari dua situs.

"Iran memberikan akses kepada pengawas agensi ke lokasi untuk mengambil sampel lingkungan," laporan terpisah IAEA yang dilihat oleh kantor berita AFP mengatakan pada hari Jumat. Sampel akan dianalisis oleh laboratorium yang merupakan bagian dari jaringan badan tersebut, tambahnya.

Laporan itu mengatakan pemeriksaan di situs kedua akan dilakukan "nanti pada September 2020 pada tanggal yang telah disepakati dengan Iran".