Kapal Tanker yang Terbakar Picu Kekhawatiran Akan Bencana Baru di Samudra Hindia
Kapal tanker yang terdaftar di Panama itu mengangkut minyak mentah dari pelabuhan Mina Al Ahmadi di Kuwait ke pelabuhan Paradip di India, di mana perusahaan minyak milik negara India memiliki kilang.
Saat ini, kapal tersebut ditahan oleh tim penyelamat di laut dalam 35 km (21,7 mil) timur kota Pottuvil di Sri Lanka, kata de Silva. Direktur Jenderal Operasi Laksamana Muda Y N Jayarathna mengatakan kepada wartawan bahwa menurut pandangan angkatan laut tidak ada bahaya tumpahan yang nyata, karena api di kapal telah ditahan di bagian belakang kapal. "Nyala api sekarang telah padam dan hanya ada asap putih yang keluar dari kapal," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
"Butuh waktu empat sampai lima hari lagi untuk benar-benar memadamkan api," tambah Jayaratne. "Setelah itu kita harus bisa menariknya dan membiarkan pemiliknya memutuskan apa yang ingin mereka lakukan."
Namun, kepala Otoritas Perlindungan Lingkungan Laut Sri Lanka, Darshani Lahandapur, memperingatkan bahwa jika kebocoran atau ledakan terjadi, "itu bisa menjadi bencana lingkungan yang sangat besar bagi seluruh dunia".
Dia mengatakan Sri Lanka tidak memiliki sumber daya atau kapasitas untuk memerangi bencana sebesar itu. Maladewa, sekitar 1.000 km (625 mil) barat daya Sri Lanka, memiliki ekosistem terumbu karang yang besar di perairannya dan menyatakan keprihatinan atas potensi tumpahan.
"Maladewa perlu mengawasi tumpahan minyak ini dengan hati-hati dan melakukan semua tindakan pencegahan untuk mencegahnya mencapai pantainya," tulis Ahmed Naseem, menteri Maladewa di kantor presiden, di Twitter.