Armenia dan Azerbaijan Memperebutkan Wilayah Nagorno-Karabakh yang Disengketakan
RIAU24.COM - Salah satu konflik tertua di dunia, sengketa wilayah antara Armenia dan Azerbaijan, kembali meletus dengan bentrokan terberat dalam beberapa tahun. Sedikitnya 23 orang dilaporkan tewas pada hari Minggu ketika dua bekas republik Soviet bertempur di wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Ketika pecah di awal 1990-an, puluhan ribu orang tewas dalam pertempuran.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pada hari Minggu bahwa dia yakin akan mendapatkan kembali kendali atas wilayah tersebut. Darurat militer diberlakukan di tengah kekerasan di beberapa bagian Azerbaijan, serta di Armenia dan Nagorno-Karabakh.
Konflik di Pegunungan Kaukasus tetap tidak terselesaikan selama lebih dari tiga dekade, dengan pertempuran berkala. Bentrokan perbatasan pada Juli menewaskan sedikitnya 16 orang, memicu demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun di ibu kota Azerbaijan, Baku, di mana ada seruan untuk merebut kembali wilayah itu.
zxc2
Rusia, yang secara tradisional dipandang sebagai sekutu Armenia, menyerukan gencatan senjata segera dan pembicaraan untuk menstabilkan situasi.
Sementara itu beberapa reaksi lain yang timbul adalah :
- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia "sangat prihatin" dan meminta kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran
- Prancis, yang memiliki komunitas besar Armenia, menyerukan gencatan senjata dan dialog segera
- Iran, yang berbatasan dengan Azerbaijan dan Armenia, menawarkan untuk menengahi pembicaraan damai
- Presiden Donald Trump mengatakan AS sedang berusaha untuk menghentikan kekerasan