Penelitian Menunjukkan Ini Bahaya Racun Dalam Plastik Ternyata Bisa Meracuni Konsumen
RIAU24.COM - Beberapa bukti menunjukkan jika bahan kimia tambahan dalam produk dan kemasan plastik bisa meracuni konsumen, merusak lingkungan dan merusak inisiatif daur ulang, menurut sebuah studi baru, yang menyerukan pengembangan alternatif yang lebih aman.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Rabu, Pusat Kegiatan Regional untuk Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (SCP / RAC), memperingatkan bahwa paparan bahan kimia plastik berbahaya dalam jumlah kecil dapat menyebabkan kanker, kerusakan pada sistem kekebalan dan reproduksi, gangguan fungsi intelektual, dan keterlambatan perkembangan.
Di antara bahan kimia tersebut adalah penghambat api, bahan kimia perfluorinasi, ftalat, bisphenol, dan nonylphenols, yang dapat ditemukan dalam barang-barang konsumsi sehari-hari termasuk mainan anak-anak, kemasan makanan, elektronik dan tekstil.
“Laporan ini terkenal karena mengidentifikasi bahan tambahan kimia berbahaya yang sama, produk yang tersedia secara luas dan menggambarkan bagaimana mereka menimbulkan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan baik dalam produk, limbah, daur ulang, tempat pembuangan sampah, atau insinerasi,” kata Dr Sara Brosche dari Jaringan Penghapusan Polutan Internasional (IPEN).
IPEN terlibat dalam studi tersebut dengan kelompok konvensi PBB, pakar ilmiah, dan pengawas lingkungan. Studi ini juga melihat efek merugikan dari bahan kimia di semua tahap masa simpan produk plastik mulai dari produksi hingga penggunaan, daur ulang, penimbunan sampah, dan insinerasi.
Dalam semua tahap, penelitian menemukan bahan tambahan kimia yang ada dalam plastik menimbulkan berbagai jenis bahaya bagi manusia, kehidupan laut, dan udara. Misalnya, pembakaran sampah plastik yang mengandung dioksin beracun mengakibatkan berkembangnya zat perusak ozon dan gas rumah kaca.