Belasan Pria Bersenjata Membunuh 25 Warga Sipil Terlantar Secara Keji di Burkina Faso
RIAU24.COM - Sebuah konvoi yang membawa puluhan warga sipil terlantar yang berharap untuk kembali ke rumah mereka di bagian tengah-utara Burkina Faso disergap oleh penyerang bersenjata, yang kemudian memisahkan orang-orang itu dari kelompok tersebut dan membunuh 25 dari mereka, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Serangan Minggu malam itu terjadi sekitar 9 km (lima mil) dari kota Pissila di provinsi Sanmatenga, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan pada hari Rabu. Para wanita dan anak-anak dilepaskan, kata UNHCR dalam sebuah pernyataan berdasarkan kesaksian para penyintas.
"Serangan terhadap (pengungsi internal) terjadi saat mereka kembali ke rumah mereka dari Pissila, berharap situasi keamanan yang lebih baik di sana," kata PBB.
Ioli Kimyaci, perwakilan UNHCR di Burkina Faso, mengecam serangan "brutal dan tidak berperasaan" tersebut. "Warga sipil tak berdosa mencari keselamatan tetapi malah membayar dengan nyawa mereka dengan frekuensi yang mengkhawatirkan," katanya.
Tahun lalu, bentrokan antara pasukan pemerintah, bandit, dan kelompok bersenjata yang terkait dengan ISIL (ISIS) dan al-Qaeda menyebabkan lebih dari 2.000 kematian di Burkina Faso. Lebih dari satu juta orang Burkinabe telah mengungsi akibat konflik.
Selama bertahun-tahun, berbagai kelompok etnis Burkina Faso telah terintegrasi dengan baik tetapi baru-baru ini kelompok bersenjata mencoba untuk memaksa perpecahan di antara mereka dalam upaya untuk memicu kekerasan, menurut analis.