Poster Macron Ditempelkan di Jalanan Mumbai yang Sibuk Saat Sentimen Anti-Prancis Tumbuh di Beberapa Bagian Dunia
Bukan hanya Mumbai, protes besar-besaran terhadap pemerintah Prancis dan Macron berkecamuk di seluruh dunia. Para pengunjuk rasa menuduh Macron memojokkan Muslim, dan mempromosikan 'separatisme Islam' yang meluncurkan tindakan keras terhadap Islam di Prancis. Ribuan Muslim yang marah memprotes Macron di Iqbal Maidan yang bersejarah di Bhopal pada hari Kamis. Polisi bahkan mendakwa sekitar 200 orang, termasuk Kongres MLA Arif Masood.
Pawai protes diadakan di Universitas Muslim Aligarh (AMU) terhadap Presiden Macron atas pernyataannya tentang Islam dan ekstremisme di tengah insiden teror dan serangan yang berulang di negara Eropa. Para mahasiswa meneriakkan slogan-slogan menentang Macron sambil memegang spanduk dan menyerukan boikot produk Prancis.
Pada Rabu, pengunjuk rasa menggelar demonstrasi di dekat konsulat Prancis di kota Karachi, Pakistan. Para pengunjuk rasa bahkan membakar patung Macron sebagai tanggapan atas penolakan Prancis untuk mengutuk penerbitan karikatur yang menghina Nabi Muhammad.
Irak, Iran, Somalia, Mali, Bangladesh adalah di antara negara-negara lain yang mengorganisir protes besar-besaran terhadap presiden Prancis.
Pada hari Kamis, insiden mengejutkan lainnya terjadi di Nice Prancis di mana seorang wanita dipenggal dan dua orang lainnya tewas dalam serangan teroris yang dicurigai.
Sebelumnya, pada 16 Oktober, Samuel Paty, seorang guru bahasa Prancis, dipenggal kepalanya karena diduga menayangkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya. Mengambil bagian dalam upacara berkabung, Macron mengatakan Prancis tidak akan menyerahkan kartun yang menyebabkan perpecahan di antara para pemimpin dunia karena Pakistan, Turki telah mengecam keras Macron. Setelah itu, kerusuhan besar-besaran mendorong Prancis ke tepi dengan banyak protes yang diorganisir terhadap Macron di seluruh dunia.