Hadirkan Din Syamsuddin PW Muhammadiyah Riau Gelar Resepsi Milad 108 Muhammadiyah
Di akhir sambutannya pria yang akrab disapa USA ini menekankan, dalam menghadapi permasalahan negeri, Muhammadiyah berusaha menjadi bagian pemecah masalah, bukan justru menjadi bagian pembuat masalah. Oleh sebab itu dalam menghadapi pandemi ini keluarga besar Muhammadiyah agar menjadi kelompok yang membantu pemerintah menyelesaikan masalah sebab masalah Pandemi menjadi masalah bangsa dan negara.
Sementara itu Prof Dr HM Din Syamsuddin MA dalam ceramahnya mengulas lebih dalam bagaimana sikap Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi dan masalah negeri sebagaimana tema yang ditetapkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Sejak kelahirannya satu abad lebih yang lalu Muhammadiyah selalu menjadi problem solver, bukan problem maker atau problem shutter dengan gerakan pencerahan, dakwah pencerahan, ad dakwah at tanwiriahnya," ujar Din.
Lebih jauh Din menjelaskan bahwa sejak berdirinya Muhammadiyah menerapkan prinsip 3M. Membebaskan, memberdayakan dan memajukan. Membebaskan bangsa masyarakat khususnya umat Islam dari kemusrikan, kekafiran, kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan pada waktu itu.
"Muhammadiyah tidak berhenti pada pembebasan dan kemudian diberdayakan dan memajukan. Hasilnya alhamdulillah Muhammadiyah banyak dipuji pihak luar. Disebut sebagai gerakan Islam yang paling merata pergerakannya, dari Aceh hingga Papua," ujar Din.
Din mencontohkan keberadaan Universitas Muhammadiyah Kupang di NTT dosen dan mahasiswanya enam puluh persen dosen dan mahasiswanya beragama Kristen. Di Papua ada dua sekolah tinggi Muhammadiyah. Demikian pula di Papua Barat tepatnya di Sorong, ada Universitas Muhammadiyah Sorong dan Universitas Pendidikan Muhammadiyah yang 80 persen mahasiswa anak-anak Papua beragama Kristen.