Kisah Maria Montessori, Guru Cerdas yang Meninggalkan Putranya Sendiri Demi Melanjutkan Karirnya
Ketika otoritasnya tumbuh, dia mulai pergi ke luar negeri, dan akhirnya, siswa yang tadinya pendiam dari sekolah kedokteran itu mulai diakui oleh para pemimpin politik di berbagai negara. Dan, sekolahnya dibuka di seluruh dunia.
Jadi, apa prinsip utama sistem yang sangat disukai orang-orang dari seluruh dunia? Mereka sebenarnya cukup sederhana: seorang anak harus memiliki pilihan tentang apa yang ingin mereka lakukan. Mereka perlu belajar kemandirian dan tanggung jawab. Tetapi mereka harus mencari jawaban atas pertanyaan mereka di dalam diri mereka sendiri dan belajar merasakan kebutuhan dan kecenderungan mereka. Orang dewasa dapat membantu mereka tetapi tidak boleh mengarahkan atau menekan mereka.
Ada masa-masa sulit juga. Selama Perang Dunia II, Maria berada di British India bersama putranya. Namun, mereka mendapat masalah dengan Inggris sebagai warga negara Italia, menyebabkan Mario diasingkan selama 2 bulan sementara Maria dikurung di kompleks Theosophical Society. Di sana, dia menemukan gelombang inspirasi baru untuk mengembangkan sistemnya.
Ketika dia kembali ke Eropa setelah perang, dia memutuskan untuk menetap di Belanda selama sisa hidupnya. Tapi bukan berarti dia berhenti: dalam 6 tahun terakhir, dia membuka sekolah di Eropa dan Asia, memberikan banyak ceramah dan kursus, membantu perkembangan UNESCO, dan menerima banyak hadiah dan penghargaan. Dia bahkan menjadi nominasi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1949, 1950, dan 1951.
Montessori memiliki banyak pengikut dan orang yang tertarik dengan sistemnya saat ini, dan ambiguitas kepribadiannya hanya memicu minat yang lebih besar. Kami terkesan dengan kisah wanita kuat ini. Apa pendapat Anda tentang prestasinya?