Menu

Ini 3 Jenis Mobil yang Banyak  Diburu di Pasar Mobil Bekas

Muhammad Iqbal 21 Jan 2021, 10:41
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Meskipun pandemi Covid-19 di tahun 2021 masih berlangsung, pasar mobil bekas (mobkas) di Indonesia diprediksi akan kembali bergairah pada kuartal kedua tahun ini.

Dilansir dari Liputan6.com, Kamis, 21 Januari 2021, itu dikarenakan pada periode tersebut, banyak masyarakat yang lebih optimistis memiliki pendapatan yang lebih stabil dan anggaran yang cukup, sehingga daya beli mereka akan menguat.

General Manager Carsome Indonesia, Delly Nugraha, menjelaskan jika selain penjualan yang akan meningkat, tren pasar mobkas cenderung tidak berubah. Maka itu, jenis mobil yang banyak dicari konsumen yang mendominasi tetap dikuasai oleh beberapa model.

"Pergerakan bisnis Carsome selama awal januari tidak memiliki perbedaan antara 2020 dengan 2021. Mobil terlaris, tetap akan sama, yaitu small SUV, LCGC, dan juga small MPV," kata Delly.

Delly menambahkan, merek yang akan tetap laris manis, masih dikuasai merek Jepang, seperti Toyota, Honda, Daihatsu, dan juga Suzuki. "Sebelum pandemi, Suzuki sempat di berada di posisi ketiga, tapi setelah pandemi Daihatsu menggantikan posisi Suzuki," tuturnya.

Selain itu, tumbuhnya pasar mobkas tahun ini, juga ditenggarai oleh pertimbangan terkait kesehatan dan keamanan mendorong masyarakat mengubah pola perilakunya, yaitu dari menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan pribadi. Dengan melihat hal tersebut, mobkas memang dapat menawarkan solusi mobilitas yang aman, nyaman, dan terjangkau.

"Ini dapat menjadi momentum yang baik bagi industri mobil bekas," tegasnya lagi.

Masih dari dari hasil survei Carsome, jumlah responden yang menyatakan tidak pernah menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 27 persen menjadi 60 persen selama PSBB berlangsung.

Frekuensi penggunaan transportasi umum yang menurun signifikan ini salah satunya disebabkan karena rasa tidak nyaman dan khawatir tertular virus Covid-19.

Jumlah responden yang mengaku merasa tidak nyaman menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 33 persen sebelum PSBB menjadi 74 persen selama PSBB.