RIAU24.COM -  Di era milenial seperti saat ini, keberadaan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) dinilai masih sangat strategis, khususnya dalam penyebarluasan informasi di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, para praktisi radio amatir di Riau harus tetap memegang teguh kode etik yang berlaku.

Demikian disampaikan Koestanto, salah seorang praktisi senior di bidang amatir radio. Koestanto merupakan praktisi amatir radio yang mengambil mandat pendirian Orari daerah Riau yang dahulunya tergabung dalam Orari Sumbar-Riau.

Pria yang akrab disapa Mas Tanto ini juga berharap agar stigma negatif pada sebagian masyarakat yang menganggap hobi amatir radio sebagai kegiatan hura- hura dan buang-buang waktu dapat dibuang jauh-jauh.

"Karena faktanya, banyak hal yang positif dilakukan para praktisi amatir radio di Riau selama ini," katanya kepada Riau24.com, Jumat (22/1/2021).

Ia mencontohkan, program Riau Morning Nett yang fenomenal di tahun 1981, banyak membantu komunikasi bantuan berita berita penting Antar pulau dan wilayah di Riau yang waktu itu masih satu provinsi dengan wilayah Kepulauan Riau.

"Orari Riau juga telah membanggakan Indonesia dengan mencatatkan Anton Irawan ( YB5QZ) sebagai Top Honnorol, sebuah penghargaan internasional di bidang ke amatiran bagi seorang amatir yg pernah ber QSO dengan praktisi amatir radio lain di 324 negara di dunia," jelasnya.

Mas Tanto kembali mengingatkan pentingnya menjaga kode etik amatir radio secara baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai Seimbang, Ramah Tamah, Setia, Satria dan Patriot. "Hal ini wajib dijaga karena amatir radio merupakan kegiatan berlisensi yang diakui secara internasional," ungkapnya.

Terakhir, mas Tanto berharap para praktisi amatir radio dapat menjadi influencer bagi program-program pembangunan dan mensosialisasikan nilai-nilai yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.

Orari Provinsi Riau dijadwalkan menggelar Musyawarah Daerah pada tanggal 24 Januari 2021 mendatang di Hotel Pesonna Pekanbaru.***