Semakin Memanas, Marzuki Alie Sebut Kepemimpinan Demokrat Arogan dan Otoriter
RIAU24.COM - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie menyebutkan jika pemecatan dirinya oleh Demokrat dilakukan tanpa pembuktian. Itu karena, dia tak dipanggil untuk diperiksa atau diklarifikasi.
Disebutkan Marzuki, dia menganggap DPP Demokrat saat ini tak siap dengan argumentasi dan demokrasi. "Di situlah bentuk otoriternya kepemimpinan ini," kata Marzuki dilansir dari Tempo.co, Ahad 28 Februari 2021.
Untuk diketahui, Demokrat menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap secara tidak hormat kepada Marzuki Alie. Dewan Kehormatan menyatakan Marzuki terbukti melakukan pelanggaran etika partai lantaran tindakan dan ucapannya di media massa yang dinilai bermaksud menyebarkan kebencian dan permusuhan kepada Partai Demokrat terkait organisasi, kepemimpinan, dan kepengurusan yang sah.
Marzuki tengah menyiapkan langkah hukum. Dikatakannya, pemecatan itu sebagai bentuk kezaliman dan arogansi partai yang ditunjukkan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. "Saya akan pikirkan (langkah hukum)," lanjutnya.
Marzuki mengatakan ia tak lagi satu perahu dengan SBY lantaran berbeda pandangan. Sejak SBY menjadi ketua umum pada 2013, Marzuki mengaku tak lagi aktif di Demokrat. Ia juga menilai SBY hendak menjadikan Demokrat sebagai partai dinasti.
Namun menurut Marzuki, keanggotaannya di partai adalah haknya sebagai orang yang sama-sama mendirikan Demokrat. Ia pun menilai langkah hukum yang dia pertimbangkan itu sebagai upaya melawan kezaliman.
"Ini jangan dibiarkan kezaliman terus-menerus, kezaliman itu harus dihancurkan, saya bismillah, insya Allah," ujar mantan Ketua DPR itu.
Marzuki juga kini menyatakan mendukung kongres luar biasa atau KLB Partai Demokrat. Ia menyerukan kepada seluruh kader Demokrat yang merupakan pendukungnya untuk bergerak.
"Hari ini saya menyatakan saya dukung KLB, saya teriakkan seluruh pendukung saya se-Indonesia ayo kita bergerak," tandas Marzuki.