Hadapi Kerusuhan Kudeta Militer, H&M Hentikan Operasi di Myanmar
Dilansir dari Fox News, dampak yang akan ditimbulkan pada pekerja H&M di cabang Myanmar belum jelas hingga saat ini sebabnya saat dihubungi pihak Fox News, perwakilan H&M belum memberikan respon apapun.
Menurut sebuah situs berita bidang pakaian dan tekstil, sebelum kudeta militer yang terjadi pada 1 Februari lalu, pesanan di pabrik Myanmar sudah turun sebanyak 75% karena pandemi COVID-19.
Program Tekstil & Garmen SMART Uni Eropa telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mencoba dan meningkatkan kondisi kerja di industri pakaian Myanmar serta memberikan dukungan kepada pekerja yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi.