Studi : Pasien COVID-19 yang Memilih Untuk Tidak Dirawat di Rumah Sakit, Alami Empat Gejala Neurologis
RIAU24.COM - Sebagian besar "pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri" yang tidak dirawat di rumah sakit, atau pasien yang menghadapi gejala COVID-19 lebih dari sebulan, melaporkan lebih dari empat gejala neurologis, dengan "kabut otak" menjadi yang paling dominan, menurut para peneliti.
Dilansir dari DailyMail, sebuah tim ahli di Northwestern Medicine menerbitkan temuan peer-review di Annals of Clinical and Translational Neurology pada hari Selasa, 24 Maret 2021.
Studi ini dimaksudkan untuk mengkarakterisasi berbagai manifestasi neurologis yang dialami "jangka panjang". Para peneliti menganalisis 100 "pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri" yang tidak dirawat di rumah sakit, 50 di antaranya telah dikonfirmasi tes virus positif dan 50 tidak. Usia rata-rata peserta adalah 43 tahun, dan mayoritas peserta adalah perempuan.
Laporan berbulan-bulan menunjukkan bahwa gejala neurologis biasa terjadi, tidak hanya untuk pasien yang saat ini terinfeksi Covid-19 tetapi juga bagi mereka yang pulih. Studi di Eropa dan Asia juga menunjukkan tingkat gejala neurologis yang tinggi.
Pasien demikian kerap dijuluki terjangkit virus corona "jarak jauh". Setelah sembuh dari corona, berbulan-bulan setelahnya sebagian pasien melaporkan kondisi otak berkabut, kehilangan beberapa ingatan, kesulitan berkonsentrasi, dan pusing.
Hasil penelitian menunjukkan 85% dari 100 "pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri" mengalami setidaknya empat gejala neurologis, yang paling sering adalah kabut otak, sakit kepala, mati rasa, gangguan rasa dan bau serta nyeri otot.