Dewan Pelalawan Saksikan Ikan Hidup Dalam Kanal Limbah RAPP
RIAU24.COM - PELALAWAN- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perikanan Kabupaten Pelalawan melakukan tinjauan lapangan ke PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat langsung sistem pengolahan dan kualitas air limbah yang bermuara ke Sungai Kampar dan berdekatan dengan desa Sering Kecamatan Pelalawan, tidak terjadi pencemaran, Kamis, 25 Maret 2021.
Rombongan wakil rakyat dan perwakilan pemerintah langsung menuju area pemantauan outlet limbah. Rombongan dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Pelalawan, Syafrizal dan Ketua Komisi II, Abdul Nasib beserta anggota lainnya.
Setibanya di titik pemantauan, rombongan langsung mengamati sistem pengolahan air limbah yang dilepas ke alam. Di sana juga terdapat alat pemantau otomatis yang bernama Sparing atau sistem pemantauan air limbah terus menerus dalam jaringan.
Mill Environment Manager PT RAPP, Kasman mengatakan setiap pelaku usaha di Indonesia diwajibkan memasang alat sparing oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dari 144 perusahaan di Indonesia yang diwajibkan KLHK, baru 14 perusahaan di Indonesia yang sudah memasang, salah satunya, PT RAPP dan APR di Pelalawan.
"Sebelum limbah ini keluar, kita pastikan dicek setiap saat, diolah sampai kadarnya aman bagi alam dan standarnya mengikuti ambang batas baku mutu dari pemerintah. Kadarnya diukur dengan alat yang tersambung secara online melalui internet ke server KLHK dan dikirim setiap jamnya, jadi betul-betul aman,” jelas Kasman.
Ia menambahkan, hasil pengukuran kadar air terekam di alat tersebut memperlihatkan masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah atau dengan kata lain masih dalam kategori aman bagi lingkungan.
Rombongan kemudian bergerak ke titik kedua. Di sana yang ditinjau kondisi habitat kanal ke sungai yang terdapat di dalamnya. Untuk mengujinya, rombongan meminta agar ada yang menjala ikan di kanal tersebut.
Kemudian salah seorang karyawan turun ke kanal dan berusaha menangkap ikan menggunakan jala. Setelah jala dilempar, ternyata jala tersangkut oleh potongan kayu. Cukup sulit bagi penjala tadi berusaha membebaskan jaringnya. Bahkan ia harus menyelam ke dasar kanal. Selang beberapa menit, jala berhasil ditarik ke permukaan.
Dari jala itu, rombongan melihat beberapa ekor ikan terperangkap. Ada tiga jenis ikan yang didapat, di mana warga setempat menyebut jenis ikan ini adalah Kopiek dan Ikan Lomak. Ikan tampak menggelepar dan masih segar. Penjala berusaha memasukkan ikan tadi ke wadah berisi air.
Aksi menjala ikan ini sempat dilakukan dua kali di titik yang berbeda. Hal ini dilakukan karena rombongan masih penasaran dengan kondisi habitat kanal. Pada jala kedua, penjala juga berhasil menangkap dua ekor ikan jenis Kelabau dan Kopiek. Penjala juga terlihat beberapa kali menyelam untuk memastikan jaringnya aman dari benda-benda di dasar kanal.
"Tinjauan ini merupakan salah satu fungsi pengawasan sebagai dewan. Kita juga telah melihat langsung dan meminta data dari perusahaan. Kemudian sampelnya juga sedang diteliti oleh DLH dan Perikanan, setelah 14 hari kita akan sampaikan kepada masyarakat apa penyebab ikan yang mati sebelumnya karena kita tidak bisa menduga-duga,” kata Abdul Nasib.