Lebih Dari 100 Orang Dibunuh Oleh Pasukan Myanmar, Jadi Hari Paling Mematikan Sejak Kudeta
Pembunuhan itu dengan cepat menuai kecaman internasional, dengan beberapa misi diplomatik ke Myanmar mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan pembunuhan warga sipil pada hari Sabtu, termasuk anak-anak.
"Hari angkatan bersenjata Myanmar ke-76 ini akan tetap terukir sebagai hari teror dan aib," kata delegasi Uni Eropa untuk Myanmar di Twitter. "Pembunuhan warga sipil yang tidak bersenjata, termasuk anak-anak, adalah tindakan yang tidak dapat dipertahankan."
Di Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengutuk kekerasan tersebut.
Korban tewas di Myanmar terus meningkat karena pihak berwenang semakin kuat dengan penindasan terhadap penentangan mereka terhadap kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Kudeta membalikkan tahun kemajuan menuju demokrasi setelah lima dekade pemerintahan militer.