Pengamat Terorisme Ungkap Sejumlah Kejanggalan Aksi Wanita Serang Mabes Polri
RIAU24.COM - JAKARTA – Aksi penyerangan di kompleks Mabes Polri yang dilakukan seorang wanita dinilai Pengamat Teroris dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya, memiliki sejumlah kejanggalan. Ia menilai, terlalu dini untuk menyimpulkan aksi itu sebagai aktivitas terorisme
“Bisa saja itu anak perempuan lagi marah kemudian ada yang memengaruhi dia. Karena di sini banyak kejanggalan, kok dia bisa lewat metal detector, kan aneh,” kata Harits saat dikonfirmasi, Rabu (31/3).
Selain itu, Harits juga mempertanyakan mengapa OTK itu langsung dieksekusi mati saat itu juga. Seharusnya, pihak kepolisian bisa melumpuhkan kakinya agar lebih mudah mengungkapkan identitas dan tujuan tindakan OTK. Sebab, banyak orang yang marah atau labil lalu bisa dikondisikan seperti OTK yang lakukan.
Harits melihat sosok perempuan dalam video tersebut amatiran. Dia tidak paham medan yang dimasuki dan tidak paham untuk mempertahankan diri.
“Dia (OTK) putar-putar di ruang terbuka sambil nenteng senjata api (senpi). Dan kalau benar senpi bagaimana bisa ia lolos dri pintu penjagaan? Bisa saja dia wanita dalam kondisi labil, marah, atau semacamnya di bawah kendali hipnosis atau obat-obatan. Kemudian dia disuruh melakukan sesuatu yang di luar kesadaran dirinya,” ujarnya.
Sebelumnya, terjadi peristiwa tembak-menembak antara personel Polri dan terduga teroris di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3) sekitar pukul 16.30 WIB. OTK itu memakai gamis hitam dan jilbab biru.
Salah seorang petugas parkir di samping Gedung Bareskrim Polri mengaku mendengar suara tembakan. Dia juga mendengar suara keributan dari pintu belakang Gedung Bareskrim Polri.
“Iya, saya dengar tembakan, kurang tahu berapa kalinya, kita-kita disuruh menjauh sama petugas,” ujar salah petugas parkir di Mabes Polri itu.***