Indonesia Diprediksi Akan Alami Kasus Lonjakan COVID-19 Seperti India, Jika Jutaan Orang Tetap Memaksa Untuk Mudik Selama Lebaran
RIAU24.COM - Larangan mudik di Indonesia dan Malaysia yang bertujuan membendung eksodus tradisional menjelang festival keagamaan Idul Fitri mungkin tidak banyak membantu mencegah peningkatan infeksi Covid-19, kata para ahli kesehatan, dengan satu peringatan gejolak gaya India adalah bisa jadi.
Dilansir dari Asiaone, munculnya varian baru Covid-19, lambannya vaksinasi, dan semakin berkurangnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan virus corona membuat dua negara mayoritas Muslim - negara terpadat di Asia Tenggara - malah bisa menghadapi lonjakan kasus dalam beberapa minggu setelah festival.
Idul Fitri, yang dikenal secara regional sebagai Hari Raya, jatuh pada 13 dan 14 Mei tahun ini.
Jutaan Muslim di Indonesia secara tradisional merayakan akhir bulan suci Ramadhan dengan melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka, dalam eksodus massal yang dikenal dengan bahasa sehari-hari sebagai mudik, tetapi pihak berwenang telah berusaha untuk menekan praktik tersebut tahun ini dengan memberlakukan larangan perjalanan domestik yang mencakup 12 hari selama dan setelah Idul Fitri.
Malaysia, sementara itu, telah menerapkan larangan bepergian antarnegara yang akan berlangsung hingga sebulan setelah Idul Fitri. Itu juga memberlakukan penguncian parsial di Kuala Lumpur yang akan berlangsung hingga 20 Mei, di mana hanya bisnis penting yang akan diizinkan untuk beroperasi dan restoran akan dibatasi untuk melayani take away saja. Singapura, yang mengalami sedikit peningkatan dalam kasus komunitas baru-baru ini, juga memperketat langkah-langkah virus korona dengan mengurangi jumlah orang yang diizinkan di pertemuan sosial dari delapan menjadi lima.
Indonesia saat ini mencatat rata-rata lebih dari 5.000 kasus baru setiap hari, sementara Malaysia mencatat sekitar setengah dari jumlah tersebut. Sementara total harian tertinggi di Indonesia, 14.518, tercatat pada 30 Januari, pihak berwenang di negara tersebut khawatir bahwa infeksi dapat melonjak lagi karena varian baru yang lebih menular bermunculan.