Pangeran Harry Blak-blakan Akui Sering Mabuk dan Pakai Narkoba
RIAU24.COM - Pangeran Harry dalam serial barunya "The Me You Can't See," yang diproduksi bersama Oprah Winfrey, berbagi detail perjuangannya dengan kesehatan mental.
Dia mengungkapkan bahwa dia dipicu oleh London, di mana ibunya, Putri Diana meninggal, dan di masa lalu dia bersandar pada obat-obatan dan alkohol untuk mengatasinya.
zxc1
Dia mengatakan bahwa Meghan mendorongnya untuk ikut terapi. Dalam episode kedua serial tersebut, Harry mengatakan dia tahu jika dia tidak pergi ke terapis, dia akan kehilangan Meghan, yang dinikahinya pada tahun 2018.
"Saat dia (Meghan) bilang 'Kurasa kau perlu menemui seseorang (terapis)', itu adalah reaksinya terhadap pertengkaran kami. Dan dalam argumen itu, tanpa aku sadari, aku seperti kembali menjadi Harry yang berusia 12 tahun," kenang Harry yang kehilangan ibunya di usia 12 tahun.
Dalam serial perdana acara tersebut, Harry mengatakan bahwa dia sangat marah dengan situasi ditinggal mati oleh ibunya.
zxc2
Pangeran berusia 36 tahun itu mengatasinya dengan tidak memikirkan atau membicarakan perihal kematian ibunya. Tapi seiring bertambahnya usia, dia merasa semakin buruk secara mental.
Harry mengaku mengalami serangan panik dan kecemasan yang parah. Dia menggambarkan tahun-tahun saat usianya 28 hingga 32 tahun sebagai waktu paling buruk dalam hidupnya.
Harry mengatakan dia bersandar pada alkohol dan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit.
"Saya rela minum, saya rela memakai narkoba, saya rela mencoba dan melakukan hal-hal yang membuat saya merasa tidak terlalu saya rasakan. Saya mendapati diri saya minum bukan karena saya menikmatinya, tetapi karena saya mencoba menutupi sesuatu," katanya.
Dalam dokumentasi tersebut, Harry menunjukkan kepada pemirsa pengalaman menggunakan terapi EMDR untuk mengatasi ketidaknyamanan yang dia rasakan saat terbang ke London, yang menurutnya mengingatkannya pada kehilangan ibunya.
Harry mengatakan dia merasa gugup, tegang dan hampa. Dia merasa seperti diburu, tidak berdaya dan seolah-olah tidak ada jalan keluar. Harry mengatakan mengatasi trauma itu penting baik untuk kesejahteraannya sendiri dan kesehatan hubungannya dengan istrinya Meghan.