Perajin Tahu Mogok Produksi, Protes Harga Kedelai Melonjak
RIAU24.COM - Harga kedelai melonjak diprotes perajin tahu dan tempe Cibuntu, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar). Buntutnya para eprajin melakukan aksi mogok produksi pada Jumat (28 Mei 2021).
Dilansir dari CNN Indonesia, seorang perajin tahu Cibuntu, Dadang (54) sebut saat ini harga kedelai telah mencapai Rp10.700 per kilogram dan bahkan ada juga yang sampai Rp11 ribu. Padahal harga normal biasanya cuma ll Rp 6.800 hingga Rp 7 ribu per kilogram.
"Sebelum lebaran saja sudah Rp10 ribu per kilogram. Sekarang naiknya sudah sampai Rp11 ribu," sebut Dadang yang ditemui di Jalan Cibuntu Selatan, Kecamatan Bandung Kulon, Jumat (28/5).
Bagi Dadang, kalau dipaksakan memproduksi tahu, ongkos selama pembuatan tahu tidak bisa ditutupi. Sedangkan harga itu diprediksi akan terus mengalami kenaikan.
"Opsinya kan menaikkan harga atau kecilkan ukuran tahu Kalau sekarang dikecilkan juga ongkos produksinya enggak ketutup lagi," sebut Dadang.
Dadang mengaku lompatan harga bahan baku terasa signifikan dalam satu bulan terakhir.
"Awalnya naik seratus, besoknya seratus, kadang pernah naik sampai empat ratus," tutur Dadang.
Berdasarkan surat edaran Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat, para perajin tahu dan tempe sepakat meliburkan produksi dan jualan selama tiga hari terhitung mulai Jumat (28/5) sampai dengan Minggu (30/5). Kemudian, disepakati pula harga penjualan tahu dan tempe akan naik sebesar 15-25 persen.
Kesepakatan tersebut bertujuan untuk memberitahukan kepada konsumen sekaligus peringatan pada pemerintah agar memperhatikan dan memberikan kebijakan terhadap harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe.
Meski merugi karena bakal hilang pendapatan hingga jutaan rupiah, Dadang mengaku mogok produksi menjadi salah satu solusi agar harga kedelai bisa segera stabil.
Kami berharap pemerintah bertindak menyesuaikan harga kedelai. Karena pelanggan tidak mau tahu soal kenaikan bahan baku," ujarnya.
Perajin tahu lainnya, David (32) berharap usai mogok nanti kenaikan harga jual tahu bisa diterima masyarakat. Sebelum mogok, ia menjual tahu Rp1.000 per potong.
"Nanti setelah selesai mogok harga jualnya dinaikkan jadi Rp1.200," ujarnya.
David mengaku pertimbangan perajin tahu tempe lebih memilih pakai kedelai impor ketimbang lokal karena stoknya sedikit.
"Lokal mah sudah lama tidak produksi. Petaninya juga memilih menanam padi ketimbang menanam kedelai karena harganya lebih tinggi," katanya.