RIAU24.COM - Brasil telah menjadi berita utama di dunia akibat salahnya pencegahan COVID-19, terutama atas sikap sang Presiden, Jair Bolsonaro yang dengan entengnya menyebut infeksi itu "flu kecil", menolak untuk mematuhi norma jarak sosial dan berulang kali mendiskreditkan vaksin.

Brasil memiliki angka kematian resmi tertinggi kedua di dunia karena COVID-19 setelah AS.

Namun di negara ini, sebuah kota tiba-tiba menonjol dan menjadi semacam panutan bagi dunia. Hanya beberapa bulan yang lalu Serrana, sebuah kota di negara bagian Sao Paulo, Brasil tenggara, seperti kota lainnya di negara itu - dirusak oleh COVID-19.

Tetapi pada bulan Februari, segalanya mulai berubah untuk selamanya karena kota berpenduduk 45.000 tersebut menjadi subjek penelitian oleh Instituto Butantan, yang memproduksi vaksin Coronavac yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China.

Sebagai bagian dari penelitian, hampir seluruh populasi orang dewasa di kota itu telah divaksinasi dan hasilnya menggembirakan. Para ilmuwan menemukan bahwa penyebaran virus dapat diatasi setelah 75% populasi diimunisasi.

Menurut data yang diberikan oleh Butantan, hanya ada satu kematian di bulan Mei, dengan jumlah kasus bergejala turun 80%, dan rawat inap 86%. Selain itu, tingkat kematian akibat COVID-19 turun 95%. Pada bulan Maret, kota ini mencatat 19 kematian akibat Covid-19, yang turun menjadi enam pada bulan April, dan hanya satu pada bulan Mei.

Dengan kesuksesan barunya, Serrana membuka diri dan bahkan siswa kembali bersekolah meskipun dikelilingi oleh kota-kota yang masih menghadapi lonjakan kasus COVID.

Eksperimen serupa sedang berlangsung di kota lain di Sao Paulo, negara bagian terkaya di Brasil. Kota Botucatu mengharapkan untuk mengimunisasi sebagian besar dari 148.000 penduduknya dengan vaksin Astra Zeneca.