Dipasangkan Alat Peledak, Anak-anak di Myanmar Disandera karena Orang Tua Mereka Ikut Protes Anti-militer sejak Kudeta
RIAU24.COM - Sejak kudeta Myanmar 1 Februari, puluhan anak terbunuh dan ratusan warga ditahan semena-mena. Gejolak politik hingga kini berlanjut, bahkan saat pandemi Covid-19 meluas.
Komite hak anak PBB melaporkan bahwa 75 anak terbunuh dan 1.000 warga ditangkap sejak 1 Februari, dikutip dari Al Jazeera 17 Juli 2021.
“Anak-anak di Myanmar dikepung dan menghadapi korban jiwa akibat kudeta militer,” kata ketua komite, Mikiko Otani dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: China Perluas Akses Bebas Visa untuk 9 Negara Lagi, Ucapkan Selamat Kepada Trump Atas Kemenangan
Penduduk Myanmar berupaya mengambil bagian melalui protes massal, namun ditumpas habis oleh militer brutal yang gulingkan Aung San Suu Kyi.
“Anak-anak terpapar kekerasan tanpa pandang bulu, penembakan acak, dan penangkapan sewenang-wenang setiap hari,” kata Otani.