Kuartal I-2021, Garuda Indonesia Merugi Hingga Rp 5,57 T
RIAU24.COM - Di kuartal I-2021 ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan kenaikan rugi bersih.
Dilansir dari Sindonews.com, laporan keuangan per 31 Maret 2021, perseroan mencatatkan rugi sebesar USD384,34 juta atau setara dengan Rp5,57 triliun. Jumlah itu naik 219,86% dari 31 Maret 2020 sebesar USD120,16 juta.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD353,07 juta atau turun 54,03% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD768,12 juta dengan rugi per saham dasar USD0,01485.
Untuk pendapatan usaha perseroan terdiri atas penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan lainnya. Penerbangan berjadwal menyumbang terbesar ke pendapatan sebesar USD278,22 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD654,52 juta.
Selanjutnya, penerbangan tidak terjadwal tercatat USD22,78 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD5,31 juta, dan lainnya tercatat USD52,06 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD108,27 juta.
GIAA mencatatkan adanya kenaikan beban pemeliharaan dan perbaikan di kuartal I-2021 menjadi USD159,73 juta dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD128,52 juta.
Sementara itu, beban operasional penerbangan turun menjadi USD392,25 juta dari sebelumnya USD525,65 juta, dan beban umum dan administrasi turun menjadi USD46,25 juta dari sebelumnya USD72,45 juta.
Manajemen Garuda menjelaskan, perusahaan mengalami kerugian sebesar USD385,4 juta dan liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah USD4,07 miliar dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar USD2,32 miliar.