RIAU24.COM -  Biaya menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo tahun ini diakui sebagai yang termahal dalam sejarah dengan biaya sekitar USD 15,4 miliar. Nilai tersebut digadang-gadang mampu membeli 38 pesawat Boeing 747!

Seperti dilansir Riau24.com, Sabtu (7/8/2021), menurut studi yang dilakukan Oxford University, nilai tersebut juga mampu membangun sekitar 1.200 sekolah dasar dan 300 rumah sakit di Jepang.

Namun, Jepang mendapat pukulan telak akibat pandemi Covid-19 menyusul penundaan acara olahraga sejak tahun lalu.

Penundaan tersebut memaksa Jepang untuk menghabiskan sekitar USD 2,8 miliar untuk biaya perawatan. Tak hanya itu, Jepang juga harus ikhlas kehilangan USD 800 juta untuk pendapatan penjualan tiket. Meskipun Jepang berhasil mengumpulkan USD 3,3 miliar (RM13,9 miliar) dari berbagai sponsor, namun sebagian besar sponsor menyatakan ketidakpuasan menjelang Olimpiade karena investasi mereka sia-sia tanpa kehadiran penonton.

Bahkan, Toyota, salah satu sponsor terbesar Komite Olimpiade Internasional (IOC), menarik iklannya terkait Olimpiade di semua siaran televisi, menyusul kemarahan publik atas langkah pemerintah menjadi tuan rumah Olimpiade saat pandemi masih berkecamuk.

Menurut analis ekonomi olahraga Jerman Wolfgang Maennig, turnamen olahraga Olimpiade menawarkan sedikit dorongan ekonomi bagi negara tuan rumah. “Tiga dekade penelitian empiris menunjukkan para ekonom setuju bahwa Olimpiade tidak memiliki dampak positif yang signifikan terhadap pendapatan, lapangan kerja, pendapatan pajak, pariwisata dan sebagainya ke negara,” kata Maennig.

Menurut penulis olahraga agen AP Stephen Wade, Olimpiade membawa lebih banyak manfaat bagi perusahaan konstruksi dan kontraktor.

Tokyo telah membangun delapan tempat baru termasuk Stadion Nasional dengan biaya USD 1,43 miliar dan pusat akuatik baru senilai USD 520 juta.