RIAU24.COM - Tokyo memadamkan api Olimpiade dalam sebuah upacara pada hari Minggu,8 Agustus 2021, yang dilakukan tanpa penonton akibat pandemi global. Beberapa saat setelah api dipadamkan di Stadion Olimpiade, tembakan kembang api warna-warni menerangi langit malam saat para atlet sudah menuju pintu keluar.

Itu adalah penutupan yang aneh karena dunia dijungkirbalikkan oleh pandemi COVID-19. Olimpiade Tokyo pada awalnya dimaksudkan untuk menunjukkan pemulihan Jepang dari gempa bumi, tsunami, dan krisis nuklir yang menghancurkan pada tahun 2011.

Itu juga sangat kontras dengan pemandangan taman yang jauh lebih meriah yang dilakukan di Paris, di mana ribuan penggemar olahraga mengibarkan bendera tiga warna memadati zona penggemar di seberang sungai dari Menara Eiffel saat ibu kota Prancis bersiap untuk mengambil tongkat Olimpiade. Setelah ditunda selama satu tahun, penyelenggara mengatakan pertandingan itu akan menjadi simbol kemenangan dunia atas pandemi. Diselenggarakan tanpa penonton dan dengan varian virus corona yang muncul kembali, pertandingan tersebut gagal meraih rejeki nomplok finansial.

Sebaliknya, negara tuan rumah dibebani dengan tagihan USD 15 miliar, dua kali lipat dari perkiraan semula, dan tanpa ledakan turis untuk mengimbanginya. Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengucapkan terima kasih kepada rakyat Jepang dan menyebut Olimpiade sebagai simbol harapan di tengah cobaan pandemi.

“Belum pernah ada yang menyelenggarakan pertandingan yang ditunda sebelumnya,” katanya.