Jangan Marah Kalau Turis Tidak Datang, Pria Ini Mencaci Penanganan Covid-19 di Bali
RIAU24.COM - Salah satu pejabat tinggi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, tampaknya tidak terlalu senang dengan penanganan COVID-19 di Bali selama kunjungannya kemarin, menggambarkan krisis yang sedang berlangsung di provinsi itu sebagai “anomali” dan secara blak-blakan menunjukkan bagaimana hal itu dapat berdampak negatif terhadap pariwisata.
“Jangan marah kalau turis tidak datang. Kalau mau wisatawan datang, kita harus disiplin,” kata Menko Maritim dan Investasi.
Dalam sebuah postingan di Instagram , Luhut lebih lanjut memaparkan beberapa detail dari kunjungannya dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, mencari penjelasan tentang angka COVID-19 yang mengkhawatirkan di provinsi itu meskipun tingkat vaksinasinya tinggi.
“Tetapi kasus aktif masih tinggi dengan jumlah kematian yang mengkhawatirkan,” tulisnya.
Tingkat infeksi semalam di provinsi itu rata-rata di atas 1.000 sejak akhir Juli, dengan 1.353 kasus baru COVID-19 baru dilaporkan kemarin. Ada lebih dari 12.500 kasus aktif di pulau itu, sementara hampir 3,1 juta orang telah menerima suntikan vaksin pertama mereka pada 12 Agustus.
Melalui postingannya dan juga kepada wartawan, Luhut mencatat beberapa masalah yang sedang berlangsung seperti kurangnya upaya penelusuran di Bali dan perlunya fasilitas isolasi yang lebih terpusat untuk mengurangi risiko penularan di antara anggota keluarga.
“Saya menghimbau kepada masyarakat Bali dan tokoh agama untuk menyiapkan protokol yang ketat, seperti kewajiban tes PCR/antigen, dan peserta maksimal 15 orang dalam upacara keagamaan dan adat, agar tidak menimbulkan klaster penularan baru,” kata Luhut.
Menteri mengatakan dia berharap untuk melihat beberapa perbaikan dalam seminggu. “Jangan sampai orang luar negeri tidak melihat Bali sebagai destinasi wisata, karena dianggap tidak disiplin,” kata Luhut.