Diapresiasi Gubri, PT RAPP Dukung Program Cegah Stunting di Riau
RIAU24.COM - Persoalan stunting di Provinsi Riau masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan semua pihak yang terkait.
Sebab angka prevalansi stunting di Riau masih tinggi, yakni sekitar 23,7 persen. Menurut WHO, angka prevalansi stunting ini masih menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat, karena angkanya masih diatas 20 persen.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar saat membuka acara Pencanangan Gerakan TP PKK Dalam Menurunkan Angka Stunting, di Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu (23/6/21) berharap seluruh jajaran pemerintah daerah baik di lingkungan Provinsi maupun kabupaten kota agar terus berupaya menekan angka prevalansi stunting di Riau.
"Agar anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang unggul dan memiliki daya saing, oleh sebab itu semua pihak dan lintas sektor harus ikut serta mendukung gerakan bebas stunting di Riau," katanya.
Sebab kata Gubri, dampak stunting pada anak-anak sekolah dapat dilihat dari kecerdasan anak. Dimana anak-anak stunting biasanya lebih rendah IQnya jika dibandingkan dengan anak tinggi, badan normal. Sedangkan pada usia dewasa akan berdampak pada produktifitas.
"Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 1000 hari pertama kehidupan berperan dalam kejadian penyakit hipertensi, ginjal dan diabetes melitus," kata Gubri Syamsuar.
Sebagai wujud kepedulian terhadap gerakan menurunkan angka stunting di Riau, pada kesempatan ini PT RAPP menyalurkan bantuan sebanyak 10.400 paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Bantuan paket PMT ini selanjutnya akan disalurkan kepada anak dan balita di sejumlah kabupaten dan kota di Riau.
“Bantuan ini merupakan stimulan bagi pencegahan stunting, yang terpenting dan juga sedang dijalankan oleh RAPP adalah program pendampingan kader di 276 posyandu di Riau,” kata Direktur PT RAPP Mulia Nauli usai menyerahkan bantuan pada kegiatan pencanangan gerakan menurunkan angka stunting, di Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu (23/6/21).
"Tim kita juga langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendampingan bersama kader Posyandu dan berkoordinasi dengan Diskes setempat, BKKBN dan Puskemas setempat," imbuhnya.
Diharapkan para kader posyandu tadi dapat memberikan penyuluhan kepada para ibu di daerahnya tentang cara membuat dan mengolah makanan yang bergizi sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting.
"Mudah-mudahan harapan untuk menurunkan angka stunting hingga ke titik zero stunting pada tahun 2030 bisa kita wujudkan. Tentu dengan menjadikan gerakan ini sebagai komitmen kita bersama. Kita harus saling bahu-membahu dalam menurunkan angka stunting di Riau," paparnya.