Pengamen Berbusana Tradisional Bermunculan di Tengah Kesulitan Ekonomi Akibat Covid-19 di Bali, Mereka Butuh Makan Pak...
RIAU24.COM - Kesulitan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 telah mendorong kaum muda untuk mengamen di jalan-jalan Denpasar, ketika para ahli dan anggota parlemen mulai mendesak pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Akhir pekan lalu, Satpol PP Denpasar memergoki sepasang pemuda berpakaian adat Bali di perempatan Denpasar. Mereka membawa pembicara dan menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Bali, dalam salah satu contoh pertunjukan jalanan yang lebih baru di ibukota provinsi.
Menurut Gede Kamajaya, sosiolog dari Universitas Udayana, para pengamen bermunculan karena kesulitan ekonomi selama pandemi COVID-19.
“Identitas Bali mereka adalah modal budaya mereka untuk mendapatkan simpati lebih dan bahkan menambah pendapatan mereka. Dan mereka butuh makan pak, jadi apapun dilakukan untuk mengisi perut,” kata Kamajaya, sambil mendesak pemerintah untuk membuat skema untuk mendukung dan memberdayakan masyarakat.
Pihak berwenang telah mengirim pengamen ini ke tahanan atau kembali ke rumah mereka, yang menurut Kamajaya tidak efektif karena bukan solusi untuk masalah mereka.
“Mereka menghadapi kesulitan ekonomi,” kata I Gusti Putu Budhiarta, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali.