Ketika Papan Reklame Berisikan Foto-Foto Para Calon Presiden Indonesia Jadi Perhatian Media Asing
“Di PDI-P ada keinginan Megawati untuk [mencalonkan] Puan di Pilpres 2024, makanya Puan gencar dipromosikan lewat baliho,” kata Siti Zuhro, peneliti politik senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). .
Masa jabatan pertama Puan di kantor terpilih datang pada tahun 2009, ketika ia memenangkan perlombaan untuk menjadi anggota parlemen untuk Kabupaten 5 di Jawa Tengah. Lima tahun kemudian, dia adalah calon wakil presiden dari PDI-P, di sebelah Jokowi, tetapi partai itu menyetujui politisi veteran Jusuf Kalla sebagai pasangannya. Pasangan ini memenangkan pemilihan 2014 dengan lebih dari 53 persen dari total suara.
Widodo kemudian melantik Puan sebagai menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan, sebuah biro baru yang dipasang di kabinet periode pertamanya. Puan menang lagi dalam pemilihan legislatif 2019, mewakili distrik yang sama, dan kemudian diangkat sebagai ketua parlemen.
“Puan melihat peluang untuk lingkup pengaruh yang lebih besar menjadi anggota parlemen. Kemenangannya pada pemilihan legislatif 2019 berarti kebangkitannya sekarang tidak dapat ditahan,” kata Siti dari LIPI, seraya menambahkan bahwa Megawati akan marah jika ada yang menghalangi kebangkitan Puan.
Siti mengatakan Megawati akan bersikukuh mencalonkan Puan dalam pemilihan presiden 2024 karena dia telah kehilangan kesempatan untuk melakukannya pada 2014 dan 2019 karena pencalonan Widodo. “Meski elektabilitas Puan dalam jajak pendapat sekarang rendah, mesin politik partai akan bekerja saat pemilu mendekat,” katanya.